Artikel ditulis oleh: Budz Kay - 25 September 2006
![]() Bila anda menginginkan artikel yang sama namun dengan gaya bahasa formal dan sopan silahkan lihat versi artikel yang ditulis oleh Budz Kay untuk media cetak (misal: tabloid Komputek, dsb)
PAGE 1 of 2 |
![]() |
Selama ini prosesor-prosesor intel
yaitu Pentium4 & Pentium D harus bersaing ketat melawan Athlon64 & Athlon64 X2
yang memiliki performa tinggi dan suhu lebih dingin. Intel beberapa waktu yang lalu memang
masih sanggup mengalahkan AMD dengan strategi price positioning prosesor dual
core mereka yang murah-meriah (Pentium D805). Namun sulit bagi intel untuk menang mutlak
dari sisi performa atas Athlon64 X2 bila terus-terusan mengandalkan arsitektur netburst
yang notabene tergolong arsitektur lawas yang digunakan pada Pentium4 & Pentium D. Seperti yang dilakukan sebelumnya pada generasi Pentium4, intel juga menciptakan prosesor Core2 Duo untuk 3 segmen yaitu desktop, server, dan notebook. Untuk desktop diberi codename Conroe, untuk server Woodcrest, dan untuk notebook Merom. Sebetulnya Conroe dengan L2 cache 2MB (E6300 & E6400) memiliki codename Allendale, namun orang lebih sering menyebut semua tipe Core2 Duo seri desktop sebagai Conroe. Sebagai prosesor desktop yang telah
menggunakan arsitektur Core, Conroe memiliki lompatan besar dalam hal performa &
efisiensi daya. Dari sisi harga, Core2 Duo juga bukanlah prosesor yang
terlalu mahal. Bila nanti anda bandingkan performanya dengan Athlon64 X2, maka akan
terlihat bahwa harga prosesor AMD pada tabel di bawah ini justru terkesan lebih mahal.
Seiring dengan beralihnya arsitektur yang
digunakan intel dari netburst ke core. Maka paradigma para konsumen
intel terhadap Ghz juga harus berubah. Angka Ghz yang tinggi tidak selalu berarti performa
yang lebih tinggi. Mengingat Ghz yang rendah pada arsitektur
Core2 Duo tidak menarik dari sisi marketing, maka intel memutuskan untuk mengikuti jejak
AMD, yaitu menyembunyikan Ghz dan menggunakan PR (Performance Rating) untuk pengkodean
nama prosesor mereka. Untuk Core2 Duo yang berjalan di 1.86Ghz intel memberi nama E6300.
Intel mungkin ingin agar kita mengasumsikan kecepatan prosesor tersebut ekuivalen dengan
Pentium4 6.3ghz atau Athlon64 6300. Betulkah begitu?
Selama ini intel dianggap tidak becus membuat prosesor adem. Ini terlihat dari tingginya panas yang dihasilkan Pentium 4 dan Pentium D. Cukup banyak pengguna Pentium 4 yang merasa komputernya lambat akibat prosesornya melakukan throttling (penurunan kecepatan secara otomatis) akibat overheat. Intel kemudian mencoba mengatasi masalah panas pada
arsitektur Pentium 4 dengan melakukan transisi manufacturing process dari 90nm ke 65nm.
Hal ini pertama kali dilakukan pada Pentium4 631. Namun suhu dan konsumsi daya prosesor
single core Intel ini ternyata masih juga tak serendah prosesor dual-core AMD. Oleh karena itu satu-satunya cara bagi intel untuk menciptakan prosesor adem adalah dengan mencampakkan arsitektur netbust dan membuang nama Pentium. Sebab Pentium adalah sebuah mimpi buruk yang panas.
Salah satu inovasi terbaru yang dimiliki Core2 Duo adalah rendahnya konsumsi daya dan suhu. Pada tabel di samping dapat dilihat bahwa Core2 Duo saat ini merupakan prosesor desktop dengan tingkat konsumsi daya dan suhu paling rendah. Bahkan lebih rendah dibanding prosesor AMD Athlon64 X2. Sungguh mengejutkan bahwa intel akhirnya mampu membuat prosor dual-core dengan konsumsi daya yang bahkan cuma setara Sempron yang notabene prosesor single-core berkecepatan rendah. Prosesor tercepat intel yaitu Core2 Extreme X6800 Duo memiliki konsumsi daya setengah dari prosesor tercepat AMD yaitu Athlon FX-62. Padahal nanti dapat anda lihat bahwa pada beberapa bechmark AthlonFX-62 performanya kurang lebih sama dengan E6400 yang dayanya lebih rendah lagi.
Arsitektur Core lahir dari perpaduan teknologi prosesor desktop (pentium4) & notebook (banias). Intel mengkombinasikan FSB tinggi & Quad Pumped Bus yang ada pada arsitektur netburst (prosesor desktop), dengan efisiensi daya serta teknik dynamic execution & pipeline pendek yang ada pada arsitektur prosesor notebook. Hasilnya adalah peningkatan kinerja yg oleh intel diklaim sebesar 40% sekaligus penghematan daya sebesar 40%. Dari hasil benchmark menggunakan beberapa aplikasi terlihat bahwa Core2 Duo E6300 (1.86Ghz) mampu memberikan peningkatan sebesar 20%-40% dibanding Pentium D930 (3Ghz) atau Athlon64 X2 3800 (2Ghz). Bila dibandingkan dengan Pentium4 631 (3Ghz), Core2 Duo E6300 memberikan peningkatan performa sebesar 160%. Atau dengan kata lain E6300 memberikan performa lebih dari 2X lipat dibanding Pentium4 3Ghz, namun dengan selisih harga yg tidak lebih dari 2X lipat. Sedemikian besarnya perbedaan performa
antara Core2 Duo dengan prosesor intel generasi sebelumnya, hingga kinerja standard Core2
Duo terpelan pun masih sulit ditandingi Pentium 4, Pentium D, dan Athlon64 X2 yang
dioverclock sekalipun. Peningkatan performa secara radikal & revolusioner bukanlah tanpa suatu sebab. Berikut ini adalah 5 inovasi yang menyebabkan kinerja luar biasa pada Core2 Duo. 1. Wide Dynamic Execution. 2. Advanced Digital Media Boost 3. Smart Memory Access 4. Advance Smart Cache
5. Intelligent Power Capability
Keharusan untuk mengganti motherboard
seiring dengan munculnya prosesor baru seolah sudah menjadi bagian dari ritual yang harus
dijalani oleh para penganut intel. Sekalipun Core2 Duo masih menggunakan socket LGA775
yang sama persis dengan Pentium D & Pentium 4, namun prosesor tercanggih di dunia ini
membutuhkan motherboard yang kompatibel dengannya. Sebenarnya cukup banyak jenis chipset lawas yang mendukung Core2 Duo, diantaranya chipset i865, i945, dan i975X. Namun tidak berarti semua motherboard dengan chipset tersebut pasti mensupport Core2 Duo, hanya motherboard yang telah direvisi saja (di bagian voltage regulator) yang dapat mensupport Core2 Duo. Pada dasarnya motherboard untuk Core2 Duo
terbagi dalam 3 segmen, yaitu : Berikut ini adalah penjelasan berbagai chipset yang mendukung Core2 Duo (Conroe/Allendale)....
Untuk segmen kelas atas motherboard
berchipset i975X masih menjadi pilihan berkat fiturnya yang komplit. Namun perlu
diperhatikan bahwa tidak semua motherboard berchipset i975X mensupport Core2 Duo. Ini
karena chipset i975X lahir jauh sebelum Core2 Duo ada, sehingga pada saat Core2 Duo
muncul, hanya motherboard i975X revisi terbaru saja yang mensupport prosesor tersebut. Sebagai chipset motherboard yang diposisikan untuk kelas high-end, motherboard berchipset i975X umumnya memberikan performa tertinggi dan fitur terlengkap. Fitur Memory Pipeline Technology
yang ada pada chipset i975X menjadikan chipset ini memiliki memory controller yang lebih
ketat sehingga performa memory bandwithnya lebih tinggi dibanding motherboard
berchipset P965. Motherboard i975X paling populer adalah
Asus P5W DH Deluxe. Motherboard seharga $285 ini merupakan motherboard dengan fitur
multimedia komplit. Fitur multimedia menarik yang dapat ditemui pada motherboard ini
diantaranya adalah Multimedia Remote control (infrared) yang juga memungkinkan anda
menyala/matikan PC dan mengontrol fan speed, serta konektor MP3-in yang dapat dihubungkan
dengan MP3 player (misal ipod) sehingga lagu dapat terdengar melalui speaker komputer
sekalipun PC dalam keadaan mati. Sebagai motherboard yang menyandang predikat
"digital home", Asus P5W DH dibekali sound onboard 8-channel yang mensupport Dolby
Mastering Audio 7.1 channel. Salah satu kelemahan motherboard berchipset
i975X adalah kemampuan overclocking FSB yang tidak setinggi motherboard berchipset P965. Sekalipun i975X memiliki kelemahan dalam
hal overclocking FSB, namun chipset ini cukup flexible dalam hal overclocking memory.
Sebagai contoh, ketika berjalan di FSB420 kebanyakan memory DDR533 akan kesulitan berjalan
dengan memory divider 1:1 (840Mhz), namun pada chipset i975X anda dapat mengatur divider
cpu/memory ke ratio 4:3, sehingga memory dapat berjalan hanya di 630Mhz. Dampak penurunan
memory clock terhadap penurunan performa boleh dibilang tidak ada pada sebagian
besar aplikasi. Kalaupun ada, hanyalah pada game dan perbedaanya tidaklah signifikan.
Untuk segmen kelas menengah dan juga atas, motherboard berchipset P965 adalah pilihan yang tepat. Populasi motherboard berchipset P965 juga sangat banyak dan tersedia mulai dari segmen menengah ($140) hingga atas ($285). Chipset intel P965 dibekali feature Fast Memory Access yang dapat mengoptimalkan memory bandwith yang tersedia dan mengurangy latency. Selain itu juga ada fitur Flex Memory Technology yang memungkinkan penggunaan konfigurasi memory dual-channel dengan dua keping memory yang kapasitasnya berbeda. Tidak seperti chipset i975X yang
telah ada sebelum Core2 Duo muncul, P965 merupakan chipset yang diciptakan setelah Core2
Duo ada. Oleh karena itu chipset ini cenderung mampu diajak berlari di FSB yang lebih
tinggi, sehingga sangat ideal untuk dipakai mengoverclock Core2 Duo. Beberapa motherboard
P965 papan atas seperti ASUS P5B Deluxe bahkan mampu melakukan overclocking hingga kisaran
FSB 500. Untuk saat ini Asus P5B Deluxe merupakan motherboard P965 dengan kemampuan overclocking FSB tertinggi. Karena telah menggunakan voltage regulator 8-phase, motherboard ini mampu mensupport prosesor 4-core intel (Kentsfield), selain itu konfigurasi videocard ATI Crossfire juga telah disupport oleh motherboard berchipset P965 ini. Perlu diingat bahwa kebanyakan motherboard berchipset P965 tidak mensupport prosesor Quad-core dan ATI Crossfire, namun ASUS P5B Deluxe mampu menyuguhkan kedua fitur langka tersebut sekaligus. Meski terlahir sebagai motherboard
overclocker, P5B Deluxe juga dibekali feature extra yaitu WiFi Access Point onboard.
Sekalipun harganya tergolong premium ($265), namun paling tidak masih lebih murah
dibanding motherboard sekelasnya yaitu Gigabyte P965-DQ6 ($285) yang tidak dibekali WiFi. Meski ASUS P5B Deluxe merupakan motherboad
P965 berfitur terlengkap, namun sebenarnya dalam hal kelengkapan feature sebenarnya masih
kalah lengkap dibanding ASUS P5W DH (i975X) yang harganya hanya lebih mahal $20
saja. Sekalipun P965 merupakan chipset paling
gres di keluarga intel yang dirancang setelah kemunculan Core2 Duo, namun P965
ternyata masih memiliki masalah dalam hal pilihan memory divider. Sedangkan i975X yang
notabene merupakan chipset lama yang di-update untuk Core2 Duo justru mampu
mengimplementasikan memory divider secara sempurna. Semua motherboard berchipset P965 sudah
menggunakan chip southbridge terbaru yaitu ICH8, berbeda dengan i975X yang masih
menggunakan ICH7. Untuk
motherboard P965 kelas menengah biasanya menggunakan ICH8, sedangkan kelas atas ICH8R
(Raid). Karena usia P965 memang tergolong belia, beberapa motherboard tampaknya belum mengimplementasikan sensor suhu secara akurat. Beberapa motherboard seringkali melaporkan suhu CPU idle awal 50C, dan ada pula yang 20C. Ini semua agak tidak masuk akal, sebab suhu idle Core2 Duo seharusnya berkisar 30C seperti yang didetek oleh kebanyakan motherboard i975X yang sudah mengimplementasikan sensor suhu dengan benar.
Cukup melegakan mendengar bahwa
prosesor tercanggih & terbaru di dunia ternyata sanggup berjalan di motherboard
seharga cuma Rp.600 ribuan. Tampaknya para konsumen kelas low-end harus berterimakasih
kepada ASUS, karena produsen motherboard no.1 di dunia ini menjadi satu-satunya yang mampu
membuat motherboard berchipset i865 yang mampu mensupport Core2 Duo. Asus P5PE-VM merupakan motherboard Core2 Duo termurah di dunia yang menggunakan chipset intel. Mengingat harganya yang sangat murah, maka tentu wajar bila motherboard ini tidak dibekali fitur overclock. Sebagai motherboard yang mengusung chipset i865G, P5PE-VM sudah dibekali grafis onboard (Intel Extreme Graphic 2), namun juga tersedia slot AGP8X bagi yang menginginkan kinerja grafis lebih tinggi. ASUS P5PE-VM masih menggunakan memory DDR1
(dual-channel) sehingga menguntungkan dari sisi ekonomis karena pengguna yang ingin
mengupgrade dari sistem lama tidak harus mengganti memory-nya ke DDR2. Mereka juga tidak
harus mengganti VGA card mereka ke jenis PCI Express ketika melakukan upgrade ke platform
Core2 Duo, karena motherboard ini masih menggunakan slot AGP 8X. Bagi pengguna non-gamer, VGA card murah meriah tentu sudah cukup. Dan performa Core2 Duo di atas motherboard murah-meriah sekalipun mustahil dikalahkan oleh Pentium4/Pentium D yang menggunakan motherboard termahal di dunia sekalipun.
Kemampuan motherboard P965 kelas atas yang mampu melakukan overclocking dengan FSB450-500 memang mengundang decak kagum. Tapi sebenarnya ketika motherboard berchipset P965 berjalan di FSB400 ke atas, memory bandwith akan turun drastis sekitar 15%. Hal ini sebenarnya sengaja dilakukan oleh para produsen motherboard agar FSB mampu digenjot setinggi mungkin, sekalipun memory bandwith dalam prakteknya malah turun. Penurunan memory bandwith diatas FSB400 tidak terjadi pada chipset i975X, namun ini juga yang menyebabkan i975X hanya mentok di FSB420 saja. Untuk jelasnya lihat perbandingan memory bandwith chipset P965 di beberapa tingkat FSB.
Sekalipun memory bandwith malah menurun pada FSB diatas 400, namun dampaknya pada aplikasi real-world tidak akan terasa, apalagi penggunaan FSB diatas 400 akan membuat prososer teroverclok lebih tinggi, sehingga turunnya memory bandwith akan terkompensasi oleh performa prosesor yang meningkat. Sehingga hasil benchmark berbagai aplikasi pada FSB 430 akan selalu lebih tinggi dibanding pada FSB400.
Selama ini prosesor dengan grade kecepatan terendah selalu dianggap paling ideal bagi para overclocker. Tapi hal ini tampaknya tidak berlaku lagi di era Core2 Duo. Hal ini disebabkan karena multiplier E6300 yang terlalu kecil, sehingga diperlukan FSB yang sangat tinggi untuk mengoverclocknya. Padahal untuk dapat menikmati FSB tinggi diperlukan motherboard P965 "papan atas" yang umumnya berbandrol $200 ke atas, serta minimal memory DDR800 yang harganya hampir 2X lipat DDR533. Bila ingin mengoverclock Core2 Duo namun memory yang digunakan adalah DDR533 atau motherboard P965 yang digunakan tak sanggup berjalan di FSB400 ke atas, maka sebaiknya jangan membeli E6300, tapi E6400. Karena overclocking E6300 akan membutuhkan biaya yang jauh lebih besar (motherboard diatas $200 + memory DDR800) daripada selisih harga antara E6400 dengan E6400 yang cuma $40. Bila ingin mengejar FSB setinggi mungkin dengan Core2 Duo E6400, cukup turunkan multipliernya dari 8 ke 7, sehingga E6400 berjalan persis seperti E6300. Sedangkan E6300 tidak bisa dijadikan E6400, karena multiplier hanya bisa unlock ke bawah saja. Motherboard tertentu (misal ASUS P5B Deluxe) dapat merubah multiplier Core2 Duo ke bawah.
Bila E6400 lebih layak dibeli daripada
E6300, lalu bagaimana dengan E6600? Dengan dana $500, beberapa overclocker
amatiran/pemula biasanya cenderung membelanjakan dana tersebut untuk membeli kombinasi
E6600+motherboard murah daripada E6400+motherboard mahal.
Pertanyaan ini kerap muncul, karena kebanyakan orang penasaran dengan peningkatan performa yang dapat diberikan oleh memory DDR800 yang notabene harganya 2X lebih mahal daripada DDR533. Dari hasil pengujian benchmark dengan beberapa aplikasi terlihat bahwa penggunaan memory DDR800 hanya bermanfaat bagi para gamer, praktisi video editing, dan terutama overclocker. Sedangkan pada aplikasi 3D rendering (cinebench, 3DSMax), desktop publishing (Photoshop), tidak ada perbedaan performa yang signifikan antara DDR533 dengan DDR800. Secara umum boleh dikatakan bahwa bila anda
menggunakan komputer anda untuk bekerja/menghasilkan uang (di bidang graphic design atau
video editing) ada baiknya cukup gunakan memory DDR533 saja, apalagi harga memory DDR800
yang 2X lebih mahal akan membuat usaha anda balik modal lebih lama. Lebih baik
investasikan uang pada kapasitas memory yang lebih besar daripada memory yang lebih
kencang, karena pada dasarnya performa Core2 Duo sudah sangat kencang untuk rata-rata
aplikasi-aplikasi produktivitas semacam itu, apalagi kebanyakan memory DDR533 sebenarnya
bisa dijalankan sebagai DDR800 pada motherboard yang mampu mensupply tegangan Vdimm 2.2v
ke atas. Sedangkan bila komputer digunakan
untuk hobi & bersenang-senang (gaming & overclocking) penggunaan DDR800 merupakan
keharusan. Bagi overclocker yang ingin menjalankan
Core2 Duo dengan FSB450 ke atas, tentu DDR800 menjadi keharusan karena memory clock akan
berada di kisaran 900-100Mhz (FSB450-500). Singkat kata, analoginya mirip seperti di dunia otomotif. Bila anda menggunakan mobil anda untuk bisnis (antar jemput, kirim barang, rental mobil, taxi) maka mobil tersebut tak perlu sampai harus dipasangi knalpot racing, velg gaul, dan wing spoiler. Namun bila anda gunakan mobil untuk hobi modifikasi & balap, maka asesoris tersebut menjadi hal yang wajib.
Seperti telah dibahas sebelumnya, Core2 Duo E6400 adalah prosesor yang lebih ideal & lebih mudah untuk dioverclock daripada E6300. Dengan overclocking, anda dapat merasakan performa yang lebih tinggi dibanding seri Core2 Duo termahal. Core2 Duo temahal yang diproduksi intel adalah E6800 Extreme Edition ($1000) yg berjalan di 2.9Ghz. Padahal semua Core2 Duo (revisi B2) tipe apapun (E6300,6400,6600,6700,6800) dapat dioverclock di kisaran 3.2Ghz dengan vcore default saja (1.3v). Dan di kecepatan tersebut heatsink&Fan standard bawaan intel masih memadai. Ini berarti peningkatan nyaris sebesar 80% dari clock default E6300. Makin tinggi multiplier Core2 Duo, makin kecil kemungkinan limitasi FSB dari motherboard & limitasi clock memory. Oleh karena itu E6300 yg notabene multipliernya paling kecil merupakan yang paling "rewel" untuk dioverclock karena butuh motherboard & memory mahal. Dengan E6400 yang hanya selisih $40, anda terbebas dari keharusan menggunakan motherboard mahal yang selisih harganya berkisar $50-$100 serta memory DDR800 yang selisih harganya mencapai $70. Dengan begitu dengan membeli E6400 anda dapat menghemat $170.
Overclocking
E6400 ke 4.43Ghz cukup dilakukan dengan menaikkan FSB dari 266 ke 430, lalu memory
dijalankan di 860MHz (1:1)..
Dengan mengoverclock E6300/E6400 ke kisaran 3Ghz keatas, berarti anda telah memiliki prosesor dengan kecepatan yang bahkan belum diciptakan oleh para insinyur intel. Asal tahu saja, Core2 Duo tercepat yang dirilis intel adalah Core2 Extreme X6800 yang kecepatannya cuma 2.93Ghz saja dan harganya $1099. Jadi anda boleh saja merasa bangga, karena dengan hanya bermodalkan uang $195-$240 anda sudah menikmati performa prosesor masa depan yang harganya senilai ribuan dollar. Bila anda malas menaikkan Vcore,
jangan khawatir, karena kebanyakan E6400 mampu berjalan stabil di 3.2GHz cukup dengan
vcore default saja (1.3V). Bahkan beberapa E6400 sanggup berjalan stabil di 3.2GHz dengan
voltase aktual cuma 1.28V yang notabene dibawah default.
Overclocking ke 3.44GHz dengan menggunakan E6400 tidak
memerlukan memory DDR800 yang mahal. Cukup menggunakan memory DDR533 murah meriah yang
menggunakan chip Hynix, maka anda sudah dapat merasakan performa DDR860 pada motherboard
ASUS P5B Deluxe. Untuk lebih jelasnya lihat saja screenshot di bawah ini.....
Bahkan CPU Score yang dihasilkan Athlon64 X2 4800 seharga $690 cuma 4858 saja, 2X lebih rendah dari angka 8797 yang dihasilkan oleh Core2Duo E6400 yang cuma seharga $240 Hasil
pengujian Single SuperPI disamping kanan ini juga mustahil dikejar oleh prosesor AMD yang
dioverclock setinggi apapun.
|
©2006 Budz Kay
Webdesign, All rights reserved
please contact webmaster for any
web related problem