Artikel ditulis oleh: Budz Kay - 1 Februari 2008
![]() Bila anda menginginkan artikel yang sama namun dengan gaya bahasa formal dan sopan silahkan lihat versi artikel yang ditulis oleh Budz Kay untuk media cetak (majalah / tabloid / buletin) PAGE 1 of 3 |
Selama ini PC gaming selalu digambarkan sebagai perangkat komputer yang tidak dirancang untuk dibawa-bawa, alias tidak mobile. Beberapa gamer akhirnya sempat melirik notebook gaming sebagai solusi untuk mendapatkan perangkat game yang mudah dibawa untuk bermain game bersama di rumah teman. Namun kinerja notebook game yang tidak segarang PC gaming desktop pada akhirnya membuat mereka kecewa. Bahkan notebook gaming yang terbaik sekalipun ternyata masih terengah-engah ketika melayani game-game terbaru kelas kakap seperti Crysis, Lost Planet, Stalker, ataupun Oblivion. Hal ini tentu cukup mengecewakan mengingat harga notebook gaming terbaik seperti itu dapat mencapai kisaran Rp.14 juta ke atas, yang berarti nyaris 2X lipat harga PC gaming desktop yang kinerjanya malah 3X lebih cepat daripada notebook gaming. Dengan dana sekitar
Rp.7,5 juta anda telah dapat memiliki 1 set PC gaming yang menggunakan videocard
kelas high-end (Geforce 8800GT 512MB). Sementara untuk memperoleh notebook gaming yang
dipersenjatai Geforce 8600M GT, paling murah anda harus membayar Rp.14 juta (harga Acer
Aspire 5920). Dengan harga semahal itupun anda cuma memperoleh kinerja dari sebuah chip
grafis mobile Geforce 8600GT 256MB yang tergolong loyo.
Dari perbandingan
diatas terlihat bahwa kinerja yang dimiliki notebook gaming high-end seharga Rp.14 juta
ternyata lebih lambat 4X lipat dibanding sebuah PC gaming yang harganya nyaris separuhnya
(Rp.8 juta). Bahkan kinerja notebook gaming tersebut masih bisa disaingi oleh sebuah PC
gaming dengan harga 6,5 juta yang juga menggunakan chip grafis yang masih serumpun, yaitu
Geforce 8600GT. Satu-satunya keunggulan notebook gaming hanyalah bisa dengan mudah dibawa untuk dipamerkan ke rumah teman. Sedangkan bila menggunakan PC gaming desktop, maka anda akan kesulitan untuk memamerkan videocard dan prosesor canggih yang anda gunakan, karena PC gaming anda tersebut hanya bisa nongkrong di rumah karena ukurannya yang terlalu bongsor dan merepotkan untuk dibawa-bawa. Oleh karena itu rasanya sia-sia saja mendandani sebuah PC gaming desktop hingga bergelimang komponen terbaik dan bermandikan asesori tercantik, bila akhirnya hanya untuk dipajang di rumah dan tidak ada teman anda yang pernah melihat sosok kehebatannya. Namun kini trend PC
gaming desktop mulai berevolusi ke arah mobilitas semenjak munculnya beberapa casing yang
ukurannya kecil, namun layak menjadi tempat bersemayam berbagai komponen gaming high-end.
Siapa yang tak
kenal Thermaltake, bila anda tak kenal nama Thermaltake dan reputasinya, maka dapat
dipastikan bahwa anda adalah seorang pemula di dunia PC hardware. Casing Lanbox garapan Thermaltake ukurannya kecil namun dirancang untuk mewadahi berbagai komponen gaming high-end. Ukurannya yang kecil dengan pegangan di sisi atas membuatnya sangat mudah dibawa ke mana saja.
Tidak seperti casing mini konvensional, sistem tata ruang dan ventilasi Thermaltake Lanbox telah dirancang sedemikian rupa untuk melayani videocard high-end dengan ukurang super panjang seperti Geforce 8800GTX sekalipun.
Kebanyakan casing mini lainnya seringkali mengharuskan penggunaan Power Supply Unit (PSU) ukuran kecil yang keberadaanya langka dengan kemampuan daya (watt) yang kecil pula, sedangkan Thermaltake LanBox menggunakan PSU ukuran normal yang banyak tersedia si pasaran. Jadi anda bebas menggunakan merk-merk PSU favorit gamer hardcore seperti Silverstone, Tagan, Coolermaster, OCZ, dan Thermaltake. PSU semacam ini jelas dibutuhkan bila anda menggunakan videcard kelas high-end seperti Nvidia Geforce 8800.
Mengingat ukuran
casing ini kecil dan portable, maka motherboard yang digunakan haruslah tipe mATX
(microATX) bukan jenis ATX yang umum digunakan pada casing jenis mid-tower. Di pasaran
sangat banyak motherboard ukuran mATX dan harganya bahkan jauh lebih murah dibanding
motherboard ATX biasa. Kebanyakan motherboard mATX dijual pada kisaran harga cuma Rp.600
ribu s/d 900 ribu. Meksi cukup banyak
jenis motherboard mATX yang beredar di pasaran, namun kebanyakan tidak memiliki fitur
overclock yang lengkap. Bongkar pasang
komponen pada Thermaltake Lanbox ini sangatlah mudah karena casing ini menggunakan sistem
modular dan tray untuk pemasangan motherboard. Dan bila anda ingin membuat mereka semakin tercengang, Thermaltake telah merilis LCD monitor 7" touch-screen dengan mekanisme slot-in berikut remote control, yang tentu dapat mengundang decak kagum teman-teman anda.
Casing Thermaltake
Lanbox ini memiliki drive bay 5.25" untuk optical drive dan drive bay 7" di
bagian atas yang dirancang khusus untuk tempat bersemayam LCD monitor slot-in tersebut. Bila ingin mendongkrak tampilan dengan touch screen LCD 7" slot-in ini, maka anda harus merogoh kocek lagi hingga nyaris 3 juta untuk dapat membenamkan LCD buatan Thermaltake ini ke dalam casing Lanbox dan kemudian menghubungkannya ke konektor VGA output di videocard anda.
Sekalipun LCD
7" ini mampu menayangkan game kesayangan anda dengan resolusi 640x480 ataupun
1280x768, namun fungsi sebenarnya LCD ini adalah sebagai monitor tambahan dari monitor
17"/19"/HDTV yang anda gunakan dengan mode dual-display. Sebab bagaimanapun juga
main game tentu lebih nikmat di layar yang lega.
Berbeda dengan notebook gaming yang hanya keren di tampilan tapi loyo di hadapan game 3D terbaru, PC gaming portable ini memiliki kemampuan gaming yang sangat hebat namun juga mudah dibawa-bawa untuk membuat teman anda terheran-heran dengan penampilannya yang keren. Hari gini melihat notebook sudah biasa, tapi menyaksikan PC gaming portable seperti disamping ini tentu luar biasa, dan dapat membuat teman bermain anda keheranan. Berikut ini perkiraan biaya untuk merakit PC Gaming Portable yang powerful dan berfitur lengkap dengan menggunakan ketiga casing diatas.
Dengan harga cuma
Rp.9 jutaan anda dapat memperoleh sebuah PC Gaming Portable paling keren dengan LCD
7" slot-in. Sebagai perbandingan, harga sebuah notebook gaming Acer mencapai Rp. 14
juta, padahal notebook itupun hanya dibekali chip grafis Geforce 8600GT versi mobile yang
tentu saja 4X lebih lamban dibanding Geforce 8800GT di PC. Motherboard tipe
micro-ATX dengan harga Rp.800 ribuan pada spek PC gaming diatas sudah mampu untuk
mengoverclock Core2 Duo E4400 yang aslinya 28Ghz hingga ke kisaran 3Ghz.
©2008
Budz Kay Webdesign, All rights reserved |