Artikel ditulis oleh: Budz Kay - 3 Juni 2006'
![]() Bila anda menginginkan artikel yang sama namun dengan gaya bahasa formal dan sopan silahkan lihat versi artikel yang ditulis oleh Budz Kay untuk media cetak (misal: tabloid Komputek, dsb)
PAGE 1 of 2 |
![]() |
Tak dapat dipungkiri bahwa di kalangan konsumen berkembang opini yang menyatakan bahwa prosesor Intel selalu lebih mahal daripada prosesor AMD. Opini semacam ini memang benar untuk masa lalu, tapi tidak untuk saat ini. Sebab saat ini efisiensi proses produksi dan skala ekonomis di pabrik Intel telah membuat mereka mampu menelurkan prosesor-prosesor berteknologi baru dengan harga ekonomis. Salah satu contohnya adalah Pentium D 805. Prosesor berteknologi dual-core ini meluncur dengan harga yang justru lebih murah daripada prosesor single-core AMD Athlon 64. Padahal Pentium D 805 jelas-jelas dibekali 2 inti prosesor di dalamnya, yang tentu saja membuatnya jauh lebih handal untuk urusan multitasking dibanding prosesor single-core. Logikanya harga prosesor dual-core semacam ini tentu jauh lebih mahal daripada prosesor single-core, tapi nyatanya harga Pentium D 805 cuma $135 saja, jauh lebih murah daripada prosesor dual-core termurah AMD (Athlon 64 X2 3800), juga lebih murah dibanding Pentium 4 single-core (Pentium 4 631), dan bahkan harganya nyaris sama dengan prosesor Athlon 64 termurah yang beredar di pasaran (Athlon 64 3000). Kini semua prosesor single-core di kisaran harga $130 terpaksa harus berhadapan dengan Pentium D 805 yang bersenjatakan dual-core. (lihat tabel)
Dari tabel di atas terlihat bahwa Pentium D 805 ternyata menggunakan FSB 533 MHz bukan FSB 800Mhz seperti saudaranya (Pentium D 820 dan 840), namun hal ini justru membuatnya cukup mudah untuk dioverclock tanpa harus mengkhawatirkan limitasi memory dan chipset. Dari hasil pengujian beberapa prosesor Pentium D 805, semuanya dengan mudah mencapai 3.32 Ghz, dan beberapa sanggup stabil di 3.7Ghz dengan hanya Vcore default saja. Pembahasan mengenai overclocking akan diulas lebih lanjut pada artikel ini.
Dalam
melakukan persaingan di kelas prosesor
dual-core high-end, intel terkesan adem ayem saja untuk merespon agresifitas AMD.
Bagaimana tidak, Pentium D paling tinggi yg diluncurkan Intel selama ini hanya berjalan di
3.2Ghz saja (D840). Bahkan Pentium D "Presler" yg baru saja diluncurkan intel
(D940), sekalipun dibekali L2 cache total 4MB, ternyata juga masih berada di kecepatan
3.2Ghz, yg tentu saja rating performanya masih dibawah Athlon64 X2 3800. Tampaknya Intel cukup enggan untuk melayani kejar-kejaran kecepatan dengan AMD demi memperebutkan segmen pasar prosesor dual-core high-end dengan harga diatas $300 yg tentu saja jumlah konsumennya lebih sedikit dibanding segmen mainstream. Sebaliknya Intel justru menelurkan prosesor dual-core murah meriah yaitu D805 untuk menghancurkan pasaran prosesor single-core Athlon64 yg berada di segmen mainstream yang tentu saja jumlah konsumennya lebih besar daripada segmen high-end. Jadi di saat AMD sedang merayakan kesuksesan Athlon 64 X2 sebagai seri prosesor dual-core high-end, pesta kemenangan tersebut dibarengi dengan tumpahan darah seluruh jajaran prosesor single core AMD (Athlon64). Dengan dibekali core ganda, D805 dengan leluasa membabat habis seluruh laskar Athlon64. Bahkan Athlon 64 3500 dan 4000 yang notabene tergolong laskar elit single-core AMD hanya bisa kelojotan ketika menghadapi D805 yang harganya cuma setengahnya. AMD hanya bisa termanggu menyaksikan strategi yg dilakukan intel, kemenangan AMD di segmen high-end ternyara harus ditebus dengan kehancuran total di segmen mainstream. AMD sendiri tampaknya tak mampu menciptakan prosesor dual-core dengan harga terjangkau, ini tak lain karena arsitektur Athlon64 X2 memiliki biaya produksi yang tinggi sebagai akibat dari memory controller yang terintegrasi, sehingga skalabilitas arsitekturnya tidak bisa digeser ke market value/mainstream. Oleh karena itu, untuk kelas harga prosesor mainstream, hanya Athlon64 single core yang dapat mereka tawarkan, dan jelas prosesor semacam itu hanya akan dimangsa hidup-hidup oleh Pentium D 805. Untuk bersaing dengan AMD di kelas high-end
tampaknya Intel memutuskan untuk mengandalkan Conroe yang akan dirilis bulan Juli 2006
nanti. Conroe menggunakan arsitektur yang sama sekali baru dan jauh lebih unggul dibanding
Athlon64 X2.
Masalah suhu panas prosesor Pentium4 akhir-akhir ini kerapkali menjadi pertanyaan orang, apalagi dengan kondisi Pentium D yg memiliki core ganda maka asumsinya suhu tentu akan 2X lebih panas. Namun sebenarnya perbedaan suhu antara P4 dengan Pentium D hanya berkisar 10C saja. Dalam keadaan idle, suhu D 805 berkisar 45C-50C dan full load 55C-60C. Terkesan cukup panas memang, tapi memang itulah temperatur kerja prosesor tsb. Namun bagi yang beruntung mendapatkan Pentium D 805 dengan vcore default 1.3V, maka mereka akan merasakan suhu yg lebih rendah. Sebenarnya vcore default D805 adalah 1.4V. Namun D805 dengan packaging date 14 februari 2006 (hari valentine), memiliki vcore default 1.3V, bahkan ada yg 1.26V. Ini menyebabkan suhu prosesor "valentine edition" ini juga lebih rendah 10C, yaitu idle cuma berkisar 36C-40C dan full load 50C-55C. Dengan Pentium D 805 "Valentine Edition" anda akan lebih leluasa dalam melakukan overclocking, karena vcore default bawaan yang rendah (1.26V-1.3V) akan menyebabkan kenaikan Vcore yang anda lakukan masih memberikan Vcore akhir yang berada di bawah 1.4V. Sehingga suhu akhir masih mampu dijinakkan oleh Heatsink&Fan standard selama ruangan anda ber-AC (suhu ruangan 25C)
Tidak
semua chipset motherboard mensupport Pentium D, dan hal itulah yang kadang membuat orang
ragu ketika berencana membeli motherboard untuk Pentium D. Diantara
chipset motherboard kelas value tersebut yang paling menarik adalah motherboard dengan
chipset ATI X200
(misal ASUS P5RD1-VM). Motherboard ini sudah dibekali chip grafis onboard 128-bit ATI X300
yang mensupport DirectX 9 secara hardware dan mampu mensupport memory sampai 128MB
(share). Meski tergolong onboard grafis namun performanya jauh lebih cepat daripada
videocard Radeon 9200SE dan Geforce FX 5200SE. Namun bila anda ingin melakukan overclocking, sebaiknya
gunakan motherboard berchipset i945P atau i955X.
Meski D 805 merupakan prosesor dual-core dengan kasta paling rendah, namun prosesor ini memiliki potensi overclock yang cukup bagus. Secara umum boleh dikatakan semua D805 bisa jalan di 3.32ghz dengan
vcore default.
Overclocking
ke 3.7Ghz cukup dilakukan dengan menaikkan FSB dari 133 ke 185, lalu memory dijalankan di
617mhz atau 740Mhz. Tidak semua D805 mampu stabil di 3.7Ghz dengan vcore default, beberapa diantara memerlukan tambahan voltase vcore +0.0375V, yaitu menjadi 1.3375V (dengan asumsi yang digunakan adalah D805 "Valentine Edition" dengan Vcore default 1.3V).
Dengan mengoverclock Pentium D 805
ke 3.7Ghz, berarti anda telah memiliki prosesor dengan kecepatan yang bahkan belum
diciptakan oleh para insinyur intel. Asal tahu saja, prosesor dual-core tercepat yang
dirilis intel adalah Pentium D 955 Extreme Edition Edition yang kecepatannya cuma 3.46Ghz
saja. Jadi anda boleh saja merasa bangga, karena dengan hanya bermodalkan uang $135 anda
sudah menikmati performa prosesor masa depan. Bahkan CPU Score yang dihasilkan Athlon64 X2 4800 "Toledo" seharga $895 cuma 4858 saja, masih jauh dari angka 5991yang dihasilkan oleh Pentium D 805 @ 3.7Ghz Hasil
pengujian DUAL SuperPI dibawah ini juga mustahil dikejar oleh Athlon64 Venice yang
dioverclock setinggi apapun.
|
©2006 Budz Kay
Webdesign, All rights reserved
please contact webmaster for any
web related problem