Artikel ditulis oleh: Budz Kay - 17 Juli 2006'
![]() Bila anda menginginkan artikel yang sama namun dengan gaya bahasa formal dan sopan silahkan lihat versi artikel yang ditulis oleh Budz Kay untuk media cetak (misal: tabloid Komputek, dsb)
PAGE 1 of 2 |
![]() |
Intel tampaknya
tengah melancarkan strategi price positioning untuk melawan AMD di segmen menengah dan
mainstream. Setelah Pentium D805 diposisikan untuk menyerang Athlon64 3000/3200 di segmen
mainstream, kini D930 Presler seharga $190 muncul dengan mengemban 2 misi
sekaligus, yaitu : Demi melancarkan
ambisinya untuk menguasai market segment kelas menengah, Intel cukup royal dalam membekali
L2 cache sebesar 4MB (2x2MB) pada D930. Ini membuat prosesor tersebut bahkan masih mampu
bersaing dengan Athlon64 X2 3800 seharga $305 yang berada di segmen high-end. Memang tidak
semua benchmark mampu dimenangkan oleh Pentium D930, namun dengan selisih harga yang cukup
banyak ($115) dibanding Athlon64 X2 3800, Pentium D930 dapat menjadi solusi dual-core yang
lebih terjangkau, apalagi dengan selisih dana $115, tentu banyak hardware lain yang bisa
dibeli (misal untuk mengupgrade VGA). Banyak
orang penasaran mengapa Intel bisa memberikan prosesor dual-core dengan L2 cache super
besar (4MB) namun dengan harga yang sama dengan prosesor single-core AMD yang notabene
hanya memiliki L2 cache sebesar 512KB. Selain mampu menurunkan biaya per chip, teknologi 65nm juga memiliki keunggulan dalam hal suhu yang lebih rendah. Oleh karena itu suhu Pentium D930 lebih rendah sekitar 10C daripada Pentium D 805 yang masih 90nm. 2. Pentium D930 diproduksi dalam bentuk multi-chip, sehingga bila dari sepasang core ada 1 yang rusak, tidak harus membuang pasangannya. Ini jelas menurunkan tingkat defect-rate dalam proses produksi. 3. Design LGA775 alias prosesor tanpa kaki pada dasarnya memiliki biaya produksi yang lebih rendah daripada prosesor berkaki. Selain itu juga menghilangkan resiko kaki yang putus (mereduksi defect-rate). Ketiga faktor efisiensi diatas tampaknya tidak dimiliki AMD. Mungkin itulah yang membuat harga prosesor AMD saat ini justru lebih mahal dibanding prosesor Intel. Bahkan AMD terkesan mandul di kelas dual-core mainstream dan menengah, karena hingga detik ini mereka tak mampu menelurkan prosesor dual-core dengan harga terjangkau. Prosesor dual-core termurah mereka adalah Athlon64 X2 3800 yang harganya $305 dan tentu saja masuk di kategori kelas high-end.
Salah satu keunggulan dari Pentium D dibanding Athlon64 X2 3800 adalah flexibiltas motherboard dan dukungan jenis memory. Dampak negatif memory controller yang terintegrasi pada arsitektur Athlon64 adalah membuat prosesor Athlon64 hanya bisa kompatibel dengan memory tertentu saja. Sebagai contoh Athlon64 socket 754 hanya kompatibel dengan motherboard single-channel DDR1, Athlon64 939 hanya kompatibel untuk motherboard dual-channel DDR1, dan Athlon64 socket AM2 hanya kompatibel untuk motheboard dual-channel DDR2. Hal seperti itu tidak terjadi pada Pentium D yang menggunakan memory controller terpisah. Kita dapat menggunakan Pentium D dengan motherboard yang mensupport DDR1 maupun DDR2, single-channel ataupun dual-channel. Oleh karena fleksibiltas tersebut, pilihan motherboard yang dapat digunakan untuk Pentium D cukup beragam. Bahkan beberapa chipset tua seperti i856 dapat juga mendukung Pentium D keluaran terbaru seperti D930. Cukup banyak motherboard yang sudah mensupport Pentium D930. Motherboard termurah yang mensupport Pentium D930 Presler adalah Asrock 775i65GV (chipset i865GV) yang harganya cuma Rp.500 ribuan . Untuk motherboard kelas atas seharga 2,4 jutaan ada ASUS P5WD2-E Premium yang merupakan favorit overclocker sekaligus merupakan motherboard untuk overclocking yang terbaik di dunia. Sedangkan untuk motherboard kelas menengah seharga Rp.1,2 jutaan ada ASUS P5LD2-SE (chipset i945P) dan juga ada ASUS P5LD2-VM yang bersenjatakan chipset intel i945G dengan onboard grafuis GMA950 dan dibekali beberapa feature mewah seperti audio 8-channel, Intel GigabitLAN, dan SATA2 RAID. Bagi 3D gamers yang berencana menggunakan VGA card PCI Express, ASUS P5LD2-SE cukup tepat untuk budget motherboard di kisaran 1,2 jutaan. Namun buat non-gamer, ASUS P5LD2-VM akan lebih tepat & ekonomis karena menggunakan onboard grafis GMA950 yang lumayan powerful. Feature overclock pada motherboard ASUS P5LD2-VM juga boleh dibilang lumayan lengkap, sudah tersedia setting FSB, memory, VCore, VDDR, dan Vchipset. Meski motherboard i945G ini menggunakan onboard graphic, namun chip grafis yang digunakan adalah intel GMA950 yang saat ini merupakan onboard grafis tercepat di platofrm Intel. Kinerja GMA950 mampu membabat VGA kelas 500 ribuan (lihat benchmark 3DMark2003). Jadi anda tidak harus beli VGA card lagi untuk memainkan game-game 3D terbaru. Dari hasil benchmark 3DMark2003 juga terlihat bahwa performa onboard grafis GMA950 pada ASUS P5LD2-VM masih diatas onboard grafis ATI X200 pada ASUS P5RD1-VM. Bagi yang masih kurang puas dengan kinerja onboard grafis GMA950 pada ASUS P5LD2-VM, tersedia slot PCI Express 16X untuk menancapkan VGA card.
Banyak orang menganggap bahwa motherboard dengan onboard grafis (sharing memory) selalu memiliki kinerja memory yang rendah. Hal ini tidak terjadi pada chipset i945G karena teknologi pada onboard grafis GMA950 memungkinkan memory sharing tanpa menurunkan kinerja memory bandwith secara drastis. Penurunannya kurang dari 1% saja (lihat benchmark Sisoft Sandra 2005 Memory) . Sebelumnya, pastikan dulu anda telah mengatur setting video memory sharing ke posisi FIX di BIOS (jangan di-set Auto). Bagi orang yang ingin mengoverclock
D930 secara maximal sebaiknya gunakan motherboard berchipset i955X atau 975X, namun
harganya berkisar 2 jutaan.
Pada kecepatan default Pentium D930
hanya sanggup menang pada beberapa benchmark saja. Sedangkan
dalam keadaan overclock D930 justru lebih berpotensi, lebih mudah, dan lebih murah.
Dari tabel perbandingan antar platform, terlihat bahwa platform Intel terlihat jauh lebih murah dibanding AMD, ini disebabkan karena mahalnya harga Athlon64 X2 3800 sekalipun telah dilakukan pricedrop dari $345 ke $305, selain itu harga memory DDR1 600 (PC4800) ternyata juga jauh lebih mahal dibanding DDR2 800 (PC6400)
Karena D930 Presler telah diproduksi dengan proses 65nm seperti halnya Pentium4 631 Cedarmill, maka D930 memiliki potensi overclock yang besar, jauh lebih besar dibanding Pentium D8xx maupun Athlon64 X2 3800 yang masih 90nm. Berkat arsitektur 65nm yang lebih dingin, maka dengan hanya mengandalkan heatsink&fan standard bawaan Intel, D930 dapat dengan mudah digenjot ke 4.1GHz dengan vcore yang dinaikkan dari 1.3V ke 1.4V . Bila anda ingin mengoverclock lebih tinggi lagi tentu dibutuhkan kenaikan vcore diatas 1.4V yang mewajibkan anda menggunakan watercooling. Sedangkan dengan pendingin standard saja, anda sudah harus puas dengan 4.1Ghz (kenaikan 36% dari kecepatan default). Overclocking dilakukan menggunakan motherboard ASUS P5WD2-E Premium dengan menaikkan FSB dari 200 ke 273. Memory clock dinaikkan menjadi 819MHz. Hampir semua memory DDR2 533 dapat dengan mudah dipacu ke 700MHz lebih, dan semua DDR2 667 dapat melaju di kisaran 800MHz dengan menaikkan tegangan VDDR hingga 2.2V. Dengan motherboard ini anda tak perlu pilih-pilih memory, rata-rata memory DDR2 yang beredar di pasaran mau dipaksa berjalan di kecepatan 700MHz ke atas. Untungnya lagi harga memory DDR2 533/667 jauh lebih murah dibanding DDR1 500/600.
Memory DDR2 yang dipakai untuk mengoverclock D930 adalah OCZ PC6400 (DDR800) yang dapat berjalan di 819MHz dengan timing 4-4-4-9. Harganya justru jauh lebih murah dibanding memory DDR1 OCZ PC4800 (DDR600) yang digunakan pada platform Athlon64 X2. Sebenarnya D930
mampu digenjot ke 4.2Ghz ke atas dengan Vcore diatas 1.4V, namun kendalanya adalah panas
yang sudah tak mampu lagi diatasi pendingin standard bila Vcore diatas 1.4V. Pengujian ini
hanya menunjukkan kemampuan overclock maximal yang dapat diperoleh oleh pengguna
kebanyakan dengan berbekal pendingin standard saja. Kemampuan overclock maximal sebenarnya
dari D930 tentu jauh diatas 4.1GHz. Cukup banyak D930 yang mampu digenjot diatas 4.5GHz
dengan pendingin dry ice bong / phase-change.
Athlon64 X2 3800
dioverclock ke angka 2.56GHz menggunakan
motherboard ASUS A8N32-SLI Deluxe dengan menaikkan FSB dari 200 ke 256. Memory clock
berjalan sinkron pada 256MHz (CPU/10) dengan timing 2.5-3-3-7 1T.
Salah satu kendala lain dalam mengoverclock Athlon64 adalah langka/mahalnya harga memory DDR1 yang sanggup berjalan diatas 250MHz dengan timing ketat. Apalagi keberadaan memory DDR500/600 juga kian langka mengingat trend pasar mulai bergeser ke DDR2. Memory yang dipakai pada
pengujian adalah OCZ PC4800(DDR600) yang masih sanggup berlaga di 256MHz dengan timing
yang tidak terlalu longgar, sayangnya harganya $90 lebih mahal daripada memory DDR2 PC6400
(DDR800) yang dipakai pada platform Pentium D930. Dengan kecepatan akhir di 2.56GHz, berarti kenaikan overclocking Athlon64 X2 3800 hanya sebesar 28% saja, tidak setinggi D930 yang sebesar 36%
|
©2006 Budz Kay
Webdesign, All rights reserved
please contact webmaster for any
web related problem