reviewtip2.jpg (5487 bytes)

asuscore2-astrindo.gif (55162 bytes)
  Perebutan Tahta VGA budget $200 :
  Duel Overclock Nvidia Geforce 7600GT vs.
                            ATI Radeon X1800GTO
    redball.gif (916 bytes)

  Artikel ditulis oleh: Budz Kay - 3 October 2006

Artikel ini dibuat berdasarkan analisa obyektif dan ilmiah, namun ditulis dengan gaya bahasa yang mengandung parodi, satir humor, dan kritik yang mungkin dapat menyinggung pihak tertentu.
Bila anda menginginkan artikel yang sama namun dengan gaya bahasa formal dan sopan silahkan lihat versi artikel yang ditulis oleh Budz Kay untuk media cetak (misal: tabloid Komputek, dsb)

 

PAGE 1 of 2

REAL REVIEW with PARODY CONTENT

Videocard di segmen harga $200-an merupakan pilihan yang paling ideal bagi gamer dari sisi harga maupun performa, karena performa video card di segmen kelas menengah tersebut umumnya masih cukup powerful untuk menjalankan game-game 3D terbaru sekalipun, namun dengan harga yang tergolong masih lebih murah dibanding harga sebuah game console seperti Playstation2.

Di segmen mainstream tersebut ada 2 kandidat yang paling menarik dari nvidia dan ATI yaitu Geforce 7600GT dan Radeon X1800GTO.
Keduanya memiliki potensi untuk dioverclock, sehingga kalaupun ke depannya muncul game-game yang lebih berat lagi, performa overclock kedua jenis videocard tersebut masih membuatnya layak pakai.

Salah satu alasan kenapa VGA dengan budget $200 sangat ideal buat para gamer adalah karena performa videocard di segmen harga tersebut sudah layak untuk memanfaatkan fitur spesial efek yang kini sedang populer yaitu HDR (High Dynamic Range). Sedangkan VGA dengan budget $100-an biasanya masih terlalu loyo untuk menjalankan game dengan fitur HDR diaktifkan.

Pada awalnya, Geforce 7600GT muncul lebih dulu di pasaran dan sempat membuat ATI kalang kabut karena performa 7600GT tak mampu ditandingi oleh X1600XT yang semula diposisikan oleh ATI untuk kelas menengah. Akhirnya ATI terpaksa mengeluarkan X1800GTO yang tak lain adalah vga kelas high-end (X1800XL/XT) yang diturunkan performanya.

 

redball.gif (916 bytes)Perbandingan spek Nvidia Geforce 7600GT vs. ATI Radeon X1800GTO

Geforce 7600GT merupakan generasi penerus 6800GT sedangkan X1800GT menggantikan X800GT.
Harga 6800GT saat ini nyaris sama dengan 7600GT, oleh karena itu 6800GT merupakan videocard yang saat ini tak layak dibeli.
Sedangkan harga X800GTO jauh lebih murah dibanding X1800GTO karena X800GTO memiliki kelemahan yang cukup fatal yaitu belum mensupport Shader Model 3.

price manuf
process
# pipeline
pixel/vertex
Clock
GPU
Clock
memory
Memory
bus
Memory
type / size
SM3
Theoritical
fillrate
Theoritical
mem bandwith
Geforce 7900GT (G71) $330 90nm 24 / 8 450 MHz 660 (1320) MHz 256-bit DDR3 / 256 MB yes 7.20 GP/s 21.12 GB/s
Radeon X1800XT  (R520) $300 90nm 16 / 8 625 MHz 750 (1500) MHz 256-bit DDR3 / 256 MB yes 10.00 GP/s 24.00 GB/s
Radeon X1800GTO (R520) $220 90nm 12 / 8 500 MHz 500 (1000) Mhz 256-bit DDR3 / 256 MB yes 6.00 GP/s 15.84 GB/s
Geforce 7600GT (G73) $215 90nm 12 / 5 560 MHz 700 (1400) MHz 128-bit DDR3 / 256 MB yes 4.48 GP/s 11.20 GB/s
Geforce 6800GT (NV40) $210 130nm 16 / 6 350 Mhz 500 (1000) Mhz 256-bit DDR3 / 256 MB yes 5.60 GP/s 16.00 GB/s
Radeon X800XT (R423) $180 130nm 16 / 6 500 MHz 500 (1000) Mhz 256-bit DDR3 / 256 MB no 8.00 GP/s 16.00 GB/s
Radeon X800GTO (R423) $150 130nm 12 / 6 500 MHz 495 ( 990) Mhz 256-bit DDR3 / 256 MB no 4.80 GP/s 12.80 GB/s
Geforce 7600GS (G73) $110 90nm 12 / 5 400 MHz 400 ( 800) Mhz 128-bit DDR2 / 256 MB yes 3.20 GP/s 12.80 GB/s
Geforce 6600GT (NV43) $100 130nm   8 / 3 500 MHz 450 ( 900) Mhz 128-bit DDR3 / 256 MB yes 4.00 GP/s 7.20 GB/s

Bila melihat dari spesifikasi teknisnya, di atas kertas X1800GTO terlihat jauh lebih unggul daripada Geforce 7600GT. Theoritical fillrate & memory bandwith X1800GT terlihat jauh diatas Geforce7600GT. Namun teori diatas kertas dapat saja berbeda dengan kenyataan benchmark menggunkan game betulan.

Diatas kertas, Geforce 6800GT maupunn X1800GTO juga terlihat lebih unggul daripada Geforce 7600GT, padahal dalam kenyataannya pada benchmark 3DMark 2006 Geforce7600GT mampu menghasilkan score lebih tinggi.
Inilah bukti bahwa teori adalah omong kosong. Belum lagi Geforce 6800GT adalah videocard yang suhunya panas membara karena masih mengandalkan core lawas berteknologi 130nm. Jadi janganlah membandingkan VGA berdasar spek teknis semata.

 

redball.gif (916 bytes)Sekilas mengenai Geforce 7600GT (G73)

Geforce 7600GT merupakan videocard kelas menengah yang telah menggunakan generasi GPU (Graphic Processing Unit) terbaru, yaitu G73.   GPU generasi baru ini lebih adem & hemat energi dibanding pendahulunya yaitu G70 yang digunakan pada seri Geforce 7800. Untuk kelas high-end, Geforce 7800 sudah digantikan oleh Geforce 7900 yang juga menggunakan GPU generasi baru yang masih serumpun dengan G73, yaitu G71.

Karena diposikan untuk segmen yang berbeda, Geforce 7600GT (G73) dan 7900GT (G71) juga dipasangkan pada board dengan memory interface yang berbeda pula. Geforce 7600GT menggunakan memory interface 128-bit DDR3, sedangkan Geforce 7900GT 256-bit DDR3.

Meski demikian keduanya mengusung fitur yang sama. Geforce 7600GT juga dibekali fitur-fitur terkini seperti ShaderModel 3 dan High Dynamic Range (HDR). HDR merupakan fitur unggulan yang dipopulerkan oleh nvidia. Meski sebenarnya ATI lebih dulu mengimplementasikannya.
Fitur HDR dapat membuat tampilan sorot cahaya terlihat lebih realistis (lebih kontras & menyilaukan), sehingga membuat suasana terlihat lebih nyata.
Untuk lebih mengetahui HDR secara lebih detail baca bagian khusus selanjutnya tentang pembahasan HDR.

Pengaruh nvidia yang kuat terhadap para developer game, membuat HDR makin banyak diimplementasikan pada game-game terbaru.   Nvidia bahkan berhasil merayu beberapa developer game untuk mengimplementasikan HDR yang sifatnya eksklusif, sehingga tidak akan tampil  bila menggunakan videocard selain nvidia. Sebagai contoh: HDR pada game FarCry & Serious Sam 2 tidak akan muncul bila menggunakan videocard ATI yang telah mendukung HDR sekalipun.

Sekalipun patch terbaru pada FarCry dan Serious Sam 2 akhirnya bisa mengaktifkan HDR pada ATI, namun ini dilakukan setelah kurun waktu yang sangat lama. Tampaknya developer gamenya sengaja "menunda" support HDR untuk videocard ATI, agar hanya pengguna nvidia saja yang mampu menikmati efek-efeknspesial tersebut.

 

redball.gif (916 bytes)Sekilas mengenai Radeon X1800GTO (R520)

X1800GTO lahir dari kepanikan ATI atas munculnya 7600GT. X1600XT yang semula diandalkan oleh ATI untuk kelas menengah ternyata dengan mudah ditumbangkan oleh 7600GT. Akhirnya ATI mengeluarkan  jurus lamanya yaitu menggunakan video card kelas high-end yang pipelinenya "cacat" untuk ditarungkan di kelas menengah. X1800GTO tak lain adalah X1800XL "cacat" yang jumlah pipelinenya semula 16 dipotong jadi tinggal 12.

Berbeda dengan Geforce 7600 dan 7900 yang menggunakan jenis GPU dan memory interface yang berbeda (G73 128 bit, G71 256 bit), X1800GTO dan X1800XL mengggunakan GPU R520 yang sama serta memory interface DDR3 yang juga sama-sama 256-bit. Oleh karena itu bentuk fisik videocard X1800GTO dengan X1800XL/XT sama persis.

X1800GTO bisa jadi merupakan  produk high-end (X1800XL/XT) yang sebagian pipeline GPU-nya rusak, kemudian di-disable, lalu dipasarkan sebagai produk mid-end. Itu adalah jurus lama yang telah dilakukan ATI semenjak era Radeon 9500.
Sekalipun dengan jumlah pipeline yang berkurang, X1800GTO masih tetap mewarisi keperkasaan memory interface 256-bit khas videocard kelas high-end. Oleh karena itu pada benchmark 3DMark2005, score yang dihasilkan X1800GTO setara vga card high-end (misal: Geforce 7800GT) dan mustahil disaingi Geforce 7600GT.

Karena X1800GTO menggunakan tipe GPU & board yang sama dengan saudaranya di kelas high-end, videocard ini juga membutuhkan power tambahan dari connector yang ada pada ujung videocard, ini menandakan kebutuhan daya yang jauh lebih besar daripada Geforce 7600GT yang tidak memiliki connector power extra

Radeon X1800GTO juga dibekali fitur-fitur terkini seperti ShaderModel3 dan HDR, tapi sayangnya fitur HDR ATI seringkali tidak kompatibel dengan beberapa game. Ini akibat  hubungan ATI yang kurang kuat dengan para game developer. Game FarCry dan Serious Sam 2 yang semula oleh developernya dioptimalkan untuk ATI, ternyata malah hanya memberikan dukungan HDR untuk videocard Nvidia.
Bila menilik sejarahnya, developer game FarCry (Crytek) dan Serious Sam (Croteam) dulunya merupakan developer game yang pro-ATI. Mengetahui hal itu Nvidia mulai mendekati kedua game developer tersebut dan akhirya berhasil memaksa mereka untuk tidak mendukung fitur HDR pada ATI.
Id software juga merupakan game developer yang cukup mesra dengan nvidia, sehingga game-game mereka performanya akan turun drastis bila menggunakan VGA ATI.

Sebenarnya secara teknis, Radeon seri X1300/1600/1800/1900 memiliki keunggulan yang tak dimiliki GPU Geforce seri 7xxx, yaitu mampu mengaktifkan HDR dan Anti-Aliasing secara bersamaan. Namun lagi-lagi karena hubungan ATI yang kurang kuat dengan para developer game, menyebabkan jarangnya game yang dapat mengaktifkan kedua fitur tersebut berbarengan.
Pada game terbaru seperti Oblivion, untuk mengaktifkan HDR+AA secara berbarengan bahkan harus dibantu dengan patch driver Catalyst. Ini menunjukkan bahwa developer game Oblivion sebenarnya tak mau mensupport feature unggulan ATI tersebut pada game mereka.
Begitu pula dengan game Ghost Recon, game yang mensupport HDR ini sama sekali tidak memiliki opsi untuk mengaktifkan AA, sekalipun dipaksakan via driver control panel. Tampaknya Nvidia sengaja menyuruh developer game ini agar tidak mendukung fitur HDR+AA yamg merupakan keunggulan ATI.
Tidak hanya itu saja, pada beberapa game yang menyandang logo Nvidia, biasanya akan terjadi artifact bila Anisotropic Filtering pada videocard ATI diaktifkan. Hal ini sepertinya merupakan kesengajaan yang dilakukan oleh game developer (tentunya atas pesanan Nvidia). Nvidia tahu bahwa metode Anisotropic Filtering ATI secara teknis lebih bagus, oleh karena itu Nvidia ingin menunjukkan pada konsumen bahwa Anistropic Filtering pada videocard ATI justru lebih buruk dengan cara berkonsiparasi dengan developer game.
ATI tampaknya tak bisa bisa berbuat banyak atas konspirasi yang dilakukan Nvidia dengan para game developer, ini akibat relasi ATI yang tidak sekuat Nvidia.

Selain relasi dengan developer game yang kurang kuat, team programmer driver ATI juga terkesan kurang mumpuni. Salah satu problem utama yang akhir-akhir ini sering dikeluhkan pengguna videocard ATI adalah implementasi driver control panel ATI yaitu, Catalyst Control Center yang sangat rakus memakan resource memory. Control panel ini akan menyebabkan  system komputer anda kehilangan 50MB resource memory. Selain itu, instalasinya pun merepotkan karena harus menginstall dulu dot net framework . Lebih parahnya lagi, respon Catalyst Control Center sangat lamban dan ada jeda yang cukup lama setiap kita melakukan perubahan setting. Setelah sekian lama, problem tersebut masih terjadi hingga detik ini. Tampaknya team programmer driver ATI memang tidak setangguh nvidia.

Implemenatasi overclock pada videocard ATI juga tidak seefisien Nvidia. Pada videocard Nvidia setting overclock dipisah dalam 2 mode, yaitu mode 2D (desktop) dan 3D (game). Jadi efek overclock hanya aktif ketika anda bermain game saja, sedangkan sewaktu di desktop clock berjalan default (karena overclocking memang tidak diperlukan bila dalam mode desktop). Sedangkan ketika videocard ATI dioverclock, maka setting overclocknya akan tetap aktif baik pada mode 2D maupun 3D, sehingga videocard akan disiksa dengan clock tinggi sekalipun anda sedang berada di desktop.

 

redball.gif (916 bytes)Mengenal apa itu HDR


Pencahayaan yang memberi dimensi : Berkat adanya HDR, gambar di samping kiri terlihat punya dimensi kedalaman. Sedangkan yang kanan terkesan flat karena tanpa HDR.                  (gambar diatas adalah contoh klasik pada studi ilmiah mengenai manfaat HDR)

HDR sering disebut-sebut sebagai fitur unggulan videocard modern. Untuk mengetahui apa itu HDR simak penjelasan berikut ini....

High Dynamic Range (HDR), adalah teknologi pencahayaan yang memungkinkan kalkulasi floating point untuk efek cahaya yang berhubungan dengan gambar yang dirender. HDR memproses cahaya yang berkaitan dengan lingkungan sekitar dan mengatur intensitas (brightness) sumber cahaya atau efek dari sumber cahaya tersebut, agar tampilannya menyerupai keadaan di alam nyata.
Dengan HDR, tampilan pencahayaan gambar akan terlihat lebih realistis dan punya dimensi kedalaman.

HDR merupakan sebuah cara lain dari pemrosesan light values dari pixel-pixel, karena HDR dikalkulasikan pada GPU pipeline secara berbeda dibanding metode color-coding konvensional (standard RGB). Metode RGB menghasilkan gambar yang flat dan tak punya dimensi.

Pengertian dari Dynamic Range itu sendiri adalah rasio dari nilai terbedar dari suatu signal hiongga nila terendah yang dapat diukur.
Format berbasis 16-bit-integer yang umum digunakan saat ini menggunakan nilai komponen warna dari 0 ("hitam") hingga 1 ("putih"), tapi tidak mengijinkan apa yang dinamakan nilai warna  "over-range", contohnya adalah   warna putih menyilaukan dari besi yang terpapar cahaya matahari.

HDR memfasilitasi penggunaan nilai warna diluar batas normal dengan tujuan agar dapat tercipta tampilan 3D yang lebih realistis.
Bila anda semula dari ruangan yang gelap kemudian keluar ruangan di siang hari, maka sejenak mata anda akan terasa silau dan terbutakan karena perbedaan cahaya.
Contoh seperti itu adalah salah satu efek yang seringkali disebut sebagai "retina effect" yang dapat diwujudkan pada game dengan menggunakan HDR (misal pada game Farcry 1.33).

vga200duel-hdrgame.jpg (23849 bytes)
Perbandingan game FarCry 1.33 dengan dan tanpa HDR : Sekali coba bermain game dengan HDR anda akan malas bermain lagi tanpanya.

Perlu dibedakan antara HDR dengan Bloom. Efek Bloom pada dasarnya adalah metode untuk membuat blur bagian warna putih. Ini biasanya untuk membuat efek over-exposure ala HDR, namun cenderung membuat gambar menjadi kabur dan kehilangan banyak detail.

 

redball.gif (916 bytes)Perseteruan standard HDR  ATI vs. Nvidia

vga200duel-nvidiaopenexr.jpg (45413 bytes)
Nvidia Geforce 7600GT adalah videocard yang mendukung standard OpenEXR.

OpenEXR adalah standard HDR lighting yang dikembangkan oleh Industrial Light & Magic dan banyak dipakai pada produksi movie.

HDR merupakan fitur efek pencahayaan yang akhir-akhir ini naik daun. Sebetulnya HDR sudah disupport oleh ATI semenjak jaman Radeon 9700, hanya saja ATI kurang mampu mempopulerkan standard HDR mereka, sehingga keberadaan fitur ini tidak terdengar.
Setelah sekian lama, tiba-tiba saja fitur HDR naik pamor. Ini tak lain karena kehebatan kampanye marketing Nvidia yang mengembar-gemborkan HDR.
Agar ATI tidak ikut mendapat manfaat sensasi HDR yang dipopulerkan Nvidia. Nvidia memutuskan untuk menerapkan standard HDR yang tidak disupport ATI, yaitu standard OpenEXR. Dengan kata lain, game yang mensupport HDR Nvidia, tidak akan tampil efek HDR-nya bila menggunakan videocard ATI. Untuk mempopulerkan standard HDR ini, Nvidia merangkul banyak game developer.

Standard HDR yang digunakan pada seri Nvidia Geforce 7 adalah OpenEXR.
OpenEXR merupakan standard HDR yang dikembangkan oleh Industrial Light& Magic (ILM), yaitu perusahaan milik George Lucas sang pencipta film StarWars.
Efek HDR OpenEXR digunakan pada banyak film terkenal, diantaranya StarWars, Men In Black 2, Signs, Harry Potter, dan Gangs of New York.
OpenEXR akhirnya menjadi standard format utama untuk file image yang diimplementasikan ILM dalam pembuatan special effect di industri perfilman.

OpenEXR adalah sebuah metode HDR rendering yang sangat presisi, dan menawarkan support untuk floating point 16bit maupun 32bit.
Sebagai perbandingan, algoritma rendering warna yang lain umumnya hanya menawarkan presisi 8bit atau 10bit saja.
Padahal pada mode 8bit atau 10 bit cuma ada 20-70 step dalam tiap nilai warna. Sedangkan pada mode 16bit ada 1024 step.
Semakin banyak jumlah gradasi warna, atau semakin banyak step untuk tiap nilai warna, maka semakin banyak kemungkinan untuk memanipulasi pencahayaan dan efek bayangan. Presisi extra yang diberikan oleh nilai floating point yang lebih tinggi akan mampu menghasilkan palet warna yang lebih superior.

Standard OpenEXR sebenarya sudah ada pada arsitektur Geforce 6 (dengan kombinasi DirectX 9.0c). Sedangkan OpenEXR baru mulai disupport oleh ATI semenjak generasi X1800.
OpenEXR diimplementasikan secara hardware pada Geforce 7, yaitu pada arsitekturnya yang mensupport programmable full pipeline floating point.
Semenjak jaman GeforceFX, Nvidia sebenarnya sudah mengimplementasikan fully programmable FP function dalam full precision (FP32) dan half precision (FP16).
Sedangkan arsitektur ATI sebelum era X1800 tidaklah "fully programmable" dan juga tidak mensupport HDR FP unit melalui seluruh pipelinenya.
Sekalipun HDR sudah diimplementasikan oleh ATI semenjak jalan Radeon 9700Pro, tapi hanya dalam 12-bit FP output, atau menggunakan multiple pass.
HDR juga tidak diimplementasikan secara hardware pada seri GeforceFX. Tapi dengan menggunakan "fully programmable" pipeline, metode OpenEXR secara teori dapat diemulasikan pada GeforceFX, walau dalam prakteknya tak bisa dilakukan karena akan terjadi penurunan performa yang luar biasa pada seri videocard lawas tersebut. OpenEXR secara teori juga dapat diimplementasikan pada videocard ATI, namun ini juga akan mengakibatkan penurunan kualitas gambar dan performa secara drastis, sehingga dalam prakteknya tidak dilakukan.

Nvidia mengimplementasikan standard HDR OpenEXR ini dengan bekerja sama dengan beberapa produsen game. Salah satu diantaranya adalah developer game FarCry yaitu Crytek. Game-game lainnya yang menggunakan HDR Open EXR antara lain Serious Sam2, Splinter Cell, dan Age of Empires III.
Ada game tertentu yang standard HDR OpenEXR-nya mensyaratkan kemampuan mensupport FP16 blending yang tidak disupport oleh ATI. Oleh karena itu standard OpenEXR tidak selalu kompatibel dengan videocard ATI.
Meskipun semenjak generasi ATI X1800 OpenEXR mulai disupport. Namun itu tidak berarti game yang menggunakan OpenEXR HDR selalu bisa kompatibel dengan videocard ATI X1800. Dalam beberapa kasus, standard OpenEXR yang diimplementasikan hanya dikhususkan untuk GPU Nvidia saja.
Contohnya adalah pada game FarCry, dimana fitur HDR-nya tidak berfungsi pada semua videocard ATI karena game ini menggunakan HDR standard OpenEXR FP16 yang dikhususkan untuk Nvidia. 

Farcry sendiri sebenarnya merupakan game lawas yang kemudian dijadikan pilot project oleh Nvidia dengan cara memberikan patch yang mensupport HDR yang hanya bekerja untuk videocard Nvidia tentunya. Sekalipun patch versi terakhir (1.4) kabarnya akan memberikan support HDR untuk ATI, namun developernya sengaja mengulur-ulur waktunya.
Dengan patch HDR, tampilan FarcCry menjadi sama sekali berbeda, bahkan para gamer yang sudah menamatkan game ini, ingin mengulangnya lagi dengan tampilan HDR yang membuat semuanya begitu indah.

Berbeda dengan Nvidia yang cenderung mengajak game developer untuk mengimplementasikan HDR yang bersifat eksklusif, ATI justru mengajak game developer untuk menggunakan standard metode HDR yang kompatibel dengan semua videocard. Contohnya adalah pada game Half Life2.
Half Life2 adalah game yang pengembangannya dibantu oleh ATI. Konon ATI mengeluarkan jutaan dollar untuk developer Half Life 2 ini agar mempopulerkan HDR pada game ini.
Salah satu keunikan metode HDR pada Half Life2 ini adalah mampu menampilkan efek HDR sekalipun pada videocard yang cuma mensupport Shader Model 2.0 sekalipun (menggunakan pixel shader untuk membuat HDR).  Ini berbeda dengan game-game hasil konspirasi dengan Nvidia yang fitur HDR-nya hanya bisa tampil pada videocard yang mensupport Shader Model 3.0 (bahkan kadang hanya bisa tampil pada videocard Nvidia saja).
Dengan kata lain, fitur HDR pada Half Life2 ini kompatibel dengan hampir semua videocard ATI & Nvidia termasuk yang masih belum mensupport Shader Model 3.0 sekalipun (misal seri ATI X800).
Tidak hanya itu saja, meski videocard nNvidia pada dasarnya tidak mendukung HDR+AA, namun pada Half Life 2 hal itu dapat dilakukan menggunakan videocard Nvidia. Ini karena fitur HDR pada game ini tidak menggunakan metode floating point texture blend (FP16), melainkan metode Integer HDR.
Tampilan kualitas gambar Half Life2 juga terlihat sama pada videocard ATI maupun Nvidia. Hal ini berbeda dengan tampilan game yang pro-Nvidia, dimana tampilannya sengaja dibuat jelek oleh developernya bila menggunakan videocard ATI.
Meski keputusan ATI untuk mengajak game developer mengimplementasikan HDR yang kompatibel untuk semua videocard tergolong baik hati, namun dalam konteks strategi bisnis hal ini merupakan sebuah "ketololan".
Sebab disaat yang sama Nvidia justru merangkul beberapa game developer lain untuk membuat agar game mereka tidak kompatibel dengan videocard ATI.

Sehingga akibatnya fitur HDR pada videocard Nvidia pasti kompatibel dengan semua game, sedangkan fitur HDR pada videocard ATI belum tentu kompatibel dengan semua game.

 

redball.gif (916 bytes)Salah kaprah seputar kemampuan menjalankan HDR+FSAA

Saat ini ATI menggembar-gemborkan keunggulan fitur Radeon seri X1000 (1300/1600/1800/1900) yang mereka anggap tak dimiliki oleh Geforce seri 7, yaitu kemampuan menjalankan HDR+AA bersamaan. Statement tersebut sebenarnya agak "menyesatkan".
Karena pada dasarnya kemampuan HDR+AA lebih ditentukan oleh dukungan dari gamenya, dan bukan dari hardware semata. Sedangkan pendekatan HDR+AA yang dipersepsikan ATI lebih ke arah dukungan dari hardware.
Sekalipun Nvidia secara hardware tidak mendukung HDR+AA, namun bila gamenya mensupport itu, maka hal tersebut bisa dilakukan, misal pada game Half Life 2.
Sedangkan sekalipun ATI secara hardware mendukung HDR+AA, namun bila gamenya tidak dirancang untuk itu (mungkin atas pesanan Nvidia) maka HDR+AA tetap saja tidak akan bisa diaktifkan sekalipun menggunakan Radeon seri X1000 yang mendukung itu, misal pada game Ghost Recon, dan game berlogo Nvidia pada umumnya. Developer game Oblivion juga mendapat pesanan oleh Nvidia agar gamenya langsung mendisable AA bila HDR diaktifkan.

Secara umum dapat dikatakan bahwa kemampuan HDR+AA lebih banyak ditentukan dari metode HDR yang diterapkan pada game tersebut. Disinilah peranan Nvidia dalam mempengaruhi game developer untuk menggunakan metode mana yang dianggap menguntungkan Nvidia.
Ada 3 macam metode HDR yang menentukan apakah HDR+AA bisa dilakukan oleh sebuah videcard atau tidak :
1. OpenEXR FP16 + AA (Multi Sampling)
Kombinasi HDR+AA dengan metode ini tidak bisa dilakukan baik pada Radeon seri X1xxx maupun Geforce 7. Karena OpenEXR FP16 pada dasarnya tidak dirancang untuk bisa dikombinasikan dengan MSAA. Contoh game yang menggunakan meotde ini antara lain FarCry dan Serious Sam2 (dan beberapa game yang AA-nya dikunci ketika HDR aktif). Oleh karena itu pada game semacam itu HDR+AA jelas tidak bisa dilakukan sekalipun pada videcard Radeon seri X10000 yang notabene mendukung itu secara hardware.
2. OpenEXR FP16 + AA (Super Sampling)
Kombinasi HDR+AA dengan metode ini bisa dilakukan pada Geforce 7. Yang penting game tersebut secara software diprogram untuk mampu mengaktifkan fitur HDR+SSAA. Contoh game yang menggunakan metode ini adalah Age of Empire III.
3. Integer HDR + AA (SuperSampling & MultiSampling).
Kombinasi HDR+AA dengan metode ini bisa dilakukan oleh semua videocard yang mensupport DirectX 9, termasuk videocard yang belum mensupport SM3 sekalipun.
Hal ini disebabkan karena HDR dilakukan menggunakan pixel shader & kalkulasi integer (bukan floating point seperti pada OpenEXR). Contoh game yang menggunakan metode ini adalah Half Life 2.

Jadi kemampuan HDR+AA yang diunggul-unggulkan ATI sebenarnya juga bisa dilakukan oleh Geforce7, sebab bisa tidaknya HDR+AA lebih banyak ditentukan dari gamenya (tergantung metode HDR yang dipakai). Oleh karena itulah pendekatan Nvidia selalu mengarah ke developer game.
Tidak bisa diaktifkannya HDR+AA pada banyak game sebenarnya merupakan kesengajaan yang dilakukan Nvidia & game developer untuk "membungkam" ATI yang selalu menggembar-gemborkan bahwa videocrad X1xxx mereka bisa melakukan HDR+AA.

 

redball.gif (916 bytes)Persaingan & diferensiasi antar produsen videocard

Setelah membahas plus-minus chip grafis Geforce 7600GT dan Radeon X1800GTO, kini akan dibahas berbagai merk videocard yang menggunakan kedua jenis chip grafis tersebut.
Salah satu problem utama para produsen videocard adalah bagaimana mereka melakukan diferensiasi agar produk mereka tampil berbeda dengan kompetitornya yang notabene menggunakan chip grafis yang sama.

Diferensiasi menjadi kian sulit mengingat produsen chip grafis (nvidia & ATI) menetapkan penggunaan standard reference board, sehingga praktis tidak ada perbedaan secara hardware.
Meski demikian ada beberapa produsen videocard yang tidak menggunakan reference board, namun memproduksi board-nya sendiri (misal: MSI dan Gigabyte). Biasanya hal itu lebih dikarenakan faktor pertimbangan biaya yang dapat lebih rendah bila mereka memproduksi sendiri daripada harus membeli reference board dari produsen lain.
Namun bagi produsen videocard yang volume penjualannya tidak terlalu besar, biasanya akan lebih murah bila membeli jadian reference board  yang notabene lebih populer dan secara volume produksi telah mencapai skala ekonomis.

Untuk membedakan reference board mereka dengan produk yang sama milik kompetitor, mereka umumnya melakukan diferensiasi pada bentuk pendingin dan clock default yang lebih tinggi dari standard.
Merk memory yang digunakan juga dapat dijadikan suatu diferensiasi, mengingat merk memory tertentu memiliki kemampuan overclock lebih tinggi. Sebagai contoh: Geforce7600GT yang menggunakan memory Infineon memorynya mampu dioverclock lebih tinggi daripada yang menggunakan memory Samsung. Beberapa produsen juga dapat saja memilih grade GPU yang kualitasnya lebih bagus, sehingga kemampuan overclocknya lebih tinggi.

 

redball.gif (916 bytes)ASUS Geforce 7600GT ($215)


ASUS 7600GT

Produsen motherboard no.1 di dunia ini memilih menggunakan nvidia reference board design untuk produk 7600GT-nya. Dengan kata lain tidak ada diferensiasi yang dilakukan ASUS dalam hal layout board , pendingin, chip memory, dan clock speed.

ASUS melakukan diferensiasi dalam hal pemberian bundle software (aplikasi video monitoring, utility Asus splendid, game King Kong, dll)

Board yang digunakan ASUS adalah board referensi warna hijau berlogo nvidia dengan pendingin referensi yang tidak menutupi chip memory Samsung yang digunakan. Clock default juga memilih mengikuti referensi standard, yaitu 560/700(1400) untuk GPU dan memory.

vga200duel-asus7600gt-mem.jpg (8999 bytes)
Masih menggunakan memory Samsung 1.4ns versi batch 604

Meski memilih design board & cooler "generik", ASUS tampaknya memilih grade chip GPU yang lebih bagus ketimbang yang digunakan oleh Pixelview. Oleh karena itu sekalipun bentuk fisik 7600GT  ASUS dan Pixeview sama persis, namun GPU 7600GT ASUS mampu dioverclock lebih tinggi, yaitu 625Mhz, sedang Pixelview cuma 595Mhz saja. Untuk memory keduanya sama-sama mampu dioverclock ke 845Mhz, karena baik ASUS & Pixelview menggunakan chip Samsung 1.4ns yang sama, yaitu versi batch 604.

 

 

vga200duel-asus7600gt-hsf.jpg (20045 bytes)
Tampilan heatsink kurang keren: Heatsink reference standard Nvidia menggunakan plat tembaga yang dilipat-lipat seperti seng. Apa boleh buat, kualitas heatsink seperti inilah yang direferensikan Nvidia...
ASUS mengganti stiker berlogo Nvidia dibagian fan dengan stiker merk mereka sendiri.

ASUS Geforce 7600GT termasuk salah satu videocard dengan harga termurah dari semua yang diuji disini. Meski harganya termasuk yang termurah namun kemampuan overclocknya tergolong lumayan bagus. Yang jelas lebih bagus daripada Pixelview 7600GT yang lebih mahal dan kemampuan overclocknya lebih rendah.

 

 

 

 

 

 

 

redball.gif (916 bytes)PixelView Geforce 7600GT ($220)


PixelView 7600GT

Seperti ASUS, Pixelview juga menggunakan  nvidia reference board design dan reference cooler yang suaranya berisik untuk produk 7600GT-nya. Yang membedakan 7600GT Pixelview dengan ASUS adalah penggunaan grade GPU yang lebih rendah sehingga kemampuan overclocknya lebih rendah daripada 7600GT ASUS.

Di kalangan overclocker, videocard Pixelview memang terkenal memiliki kemampuan overclock yang rendah. Ini terbukti pula pada Geforce 7600GT milik mereka yang hanya mampu dioverclock ke 595/845 saja. Hal ini menjadikan Pixelview 7600GT memiliki kinerja overclocking yang paling rendah dari yang lain.

vga200duel-asus7600gt-mem.jpg (8999 bytes)
Masih menggunakan memory Samsung 1.4ns versi lama (604)

Penggunaan grade GPU yang kurang overclockable mungkin dilakukan Pixelview untuk menekan biaya. Namun anehnya harga jual Pixelview ternyata lebih mahal dibanding ASUS yang notabene lebih unggul dari sisi merk dan kemampuan overclocknya.

Memory yang digunakan Pixelview sama dengan ASUS, yaitu Samsung 1.4ns versi lama (604) yang performa overclocknya tidak setinggi Samsung 1.4ns versi baru (622) yang digunakan oleh videocard EVGA.
Oleh karena itu kemampaun overclock memory Pixelview juga sama dengan ASUS, yaitu 845MHz.

Karena Pixelview 7600GT menggunakan reference board  & reference cooler, maka secara fisik hardware jelas tidak ada diferensiasi yang dilakukan Pixelview.Yang dilakukan Pixelview hanyalah membuat box. Sementara itu videocardnya mereka tentu tak perlu mendesign/membuat sendiri, tapi cukup membeli jadian dari pabrikan yang membuat reference board.
Ini adalah suatu hal yang mudah dilakukan perusahaan apapun.
Perusahaan Indonesia pun kalau mau sebenarnya juga bisa melakukan hal semacam ini, asal sanggup memenuhi quota pembelian dari pabrikan reference board. Modal utamanya tentu hanya kardus dan sticker merk saja..

vga200duel-pixelview7600gt-hsf.jpg (16707 bytes)
Pixelview tak mampu beli stiker merk ? Mereka
bahkan malas mengganti stiker fan berlogo Nvidia dengan sticker merk mereka sendiri.

 

 

redball.gif (916 bytes)EVGA Geforce 7600GT ($230)


EVGA 7600GT

Dari semua videocard yang diuji, ini adalah satu-satunya produk asal Amerika. Pada kemasannya tertera tulisan "Made in USA", namun boardnya tentu saja bukan buatan Amerika karena juga menggunakan nvidia reference board  yang sama seperti ASUS dan Pixelview.

EVGA merupakan produsen videocard yang cukup populer di Amerika, hal ini bisa dimaklumi karena pusatnya memang bermarkas di California, sehingga dari sisi kualitas boleh dibilang sesuai standar Amerika. Oleh karena itu produsennya berani memberi lifetime warranty (sekalipun distributornya di indonesia hanya menggaransi 1 tahun saja).

Sekalipun board yang digunakan standard referensi nvidia, namun EVGA melakukan diferensiasi dalam hal pendingin, chip memory, dan patokan clock standard.

Berbeda dengan pendingin referensi, pendingin EVGA lebih besar sehingga ikut menutupi (mendinginkan) chip memory.


Meski bentuknya masih mirip dengan heatsink standard reference Nvidia, namun ukurannya lebih lebar sehingga menutupi memory.

Selain itu arah airflownya juga lain, yaitu ke depan, bukan ke belakang seperti heatsink reference Nvidia.

 


Kualitas heatsink kacangan yang sama: Sama seperti kualitas heeatsink reference nvidia, lapisan pelat tembaga yang dilipa seperti seng masih juga digunakan, namun paling tidak heatsinknya ikut menutupi chip memory dengan baik.

 


Sudah menggunakan memory Samsung 1.4ns versi batch baru (622) yang kemampuan overclocknya tinggi

Chip memory Samsung 1.4ns yang digunakan juga menggunakan revisi yang lebih baru dibanding memory Samsung 1.4ns yang digunakan pada 7600GT milik ASUS dan Pixelview, sehingga kemampuan overclock memory chip pada E-VGA 7600GT ini lebih tinggi.

Selain memilih chip Samsung 1.4ns versi lebih baru yaitu batch 622, EVGA juga memilih grade GPU terbaik, hingga mereka berani mematok clock defaultnya pada 580/750(1500) yang notabene diatas standard resmi nvidia.


Ideal untuk mengoverclok memory: Dibekali Thermal pad memory yang kualitasnya bagus untuk mentransfer panas

EVGA 7600GT merupakan satu-satunya peserta test yang clock defaultnya diatas standard nvidia.
Dengan berbekal grade GPU terbaik, chip memory Infineon, dan pendingin yang lebih bagus, maka tidak mengherankan bila 7600GT buatan EVGA ini mampu menempati peringkat pertama dalam hal kemampuan overclock, yaitu mampu mencapai 650/885(1770).

 

 


Made in USA: Kemasan asli Amerika, namun dalamnya tentu buatan China seperti semua card reference Nvidia lainnya

Meski EVGA merupakan merk populer di Amerika, namun di Indonesia gaungnya kurang terdengar. Merknya jelas tidak setenar peserta lain. Biasanya hal ini akan menyulitkan penggunanya bila ingin menjual kembali karena sudah bosan. Dengan kata lain harga bekasnya cenderung jatuh (kecuali bila merk E-VGA populer).

 

 

 

 

 

 

redball.gif (916 bytes)GIGABYTE Geforce 7600GT ($220)


GIGABYTE 7600GT

Sebagai produsen motherboard no.2 di dunia, Gigabyte memilih tidak menggunakan board hijau referensi Nvidia, namun memproduksi board buatan mereka sendiri yang tentu saja berwarna biru khas Gigabyte.

Meski layout board Gigabyte 7600GT berbeda dari referensi standard nvidia, namun secara fisik, panjang cardnya masih sama dengan standard nvidia, sehingga tidak akan berbenturan dengan komponen lain di motherboard.

Sebagai diferensiasi tambahan di sisi non-hardware, Gigabyte memberikan bonus game Serious Sam II .

Untuk urusan clock speed, mereka masih menganut refererensi standard nvidia yaitu 560/700(1400).

Di sisi hardware, selain diferensiasi dalam hal board layout, Gigabyte juga menggunakan design pendingin jenis heat-pipe tanpa fan yang mereka namakan Silent-Pipe II. Heatsink dual-slot dengan tampilan keren ini dibuat dengan kualitas material terbaik. Tampilan pendingin yang keren inilah yang menjadi daya tarik utama Gigabyte 7600GT.

vga200duel-gigabyte7600gt-cool.jpg (44192 bytes)
Buat yang mengutamakan tampilan fashion: Ketika dipasang, tampilan Gigabyte 7600GT terlihat paling keren.

Tampilannya terlihat serasi dengan motherboard ASUS P5B Deluxe yang digunakan untuk platform pengujian

Sekalipun bekerja tanpa fan, design & kualitas heatsinknya yang bagus mampu mendinginkan GPU sebaik standard reference cooler nvidia yang dilengkapi fan. Andai anda menambahkan fan (misal: fan casing) tentu hasilnya akan lebih baik lagi.
Sirip-sirip heatsinknya terbuat dari bahan alumunium, yang secara teori mampu melepas panas lebih cepat dibanding tembaga. Sedangkan untuk bagian heatsink yang kontak dengan GPU, materinya terbuat dari tembaga.
Ini adlah kombinasi materi yang paling senmpuran sdari sebuah heatsink.

Namun sayangnya design pendinginnya tidak dirancang untuk ikut menutupi chip memory yang digunakan.
Bila kita ingin menambahkan sendiri pendingin ramsink untuk memory chip, harus digunakan yang berprofil rendah karena ada heat pipe yang melintang diatas chip memory.
Penggunaan ramsink merupakan hal wajib bagi para overclocker, apalagi chip memory Infineon yang digunakan Gigabyte mampu dioverclock cukup tinggi.


Heatpipe melintang diatas memory: Bila mau pasang ramsink harus yang berprofil tipis

Meski clock defaultnya menganut referensi standard nvidia, namun Gigabyte memilih menggunakan grade GPU terbaik yang mampu dioverclock hingga 650Mhz (sama seperti grade GPU yang dipakai E-VGA).

vga200duel-evga7600gt-box.jpg (18576 bytes)
Memory jerman: Menggunakan chip memory Infineon 1.4ns yang mampu digenjot hingga 875 (1750)MHz

Sedangkan karena chip memory Infineon pada Gigabyte 7600GT tidak dilengkapi pendingin, maka overclock maximalnya hanya 875Mhz(1750), atau sedikit dibawah kemampuan memory Infineon pada E-VGA 7600GT yang dilengkapi pendingin.]

Harus diakui bahwa heatsink silent pipe II yang digunakan pada videocard ini merupakan nilai plus bagi orang yang menginginkan keheningan dan tampilan keren, apalagi dengan menggunakan design tanpa fan anda tentu tak perlu khawatir akan rusak/turunnya performa fan yang kerap terjadi pada beberapa videocard setelah pemakaian 1 tahun.
Selain itu bila heatsink silent-pipe ini dibantu dengan hembusan fan casing, maka performanya akan lebih unggul daripada yang lain, sebab logikanya heatsink ini dirancang mampu mendinginkan GPU sekalipun tanpa fan, sehingga bila anda pasang fan casing performanya akan sangat bagus (untuk lihat jelasnya lihau testpengujian airflow di halamn berikutnya)

Meski heatsink silent-pipe umumnya disukai kebanyakan pengguna, namun seorang  overclocker hardcore yang ingin menggantinya dengan VGA waterblock (watercooling) akan kecewa karena heatsink silent pipe bawaan videocard ini lebih sulit untuk dibongkar.
Namun watercooling baru diperlukan bila anda melakukan modifikasi hardware (vmod), yang tentunya akan menghilangkan garansi.

Dalam hal garansi, distributor Gigabyte di indonesia berani memberikan garansi paling lama diantara yang lain, yaitu 3 tahun.
Jadi videocard dengan silent-pipe ini tidak hanya tenang saja, tapi garansinya juga dapat membuat hati pemiliknya tenang. Durasi garansi yang lama juga membuat harga jual bekasnya cenderung tinggi.

 

 

redball.gif (916 bytes)MSI Geforce 7600GT ($215)


MSI 7600GT

Sebagai produsen videocard no.1 di dunia, MSI mungkin merasa gengsi bila harus menggunakan board hijau referensi Nvidia. Sehingga mereka memilih memproduksi sendiri board 7600GT yang berwarna merah khas MSI.
Layout board MSI 7600GT jauh berbeda dengan standard referensi nvidia, dan ukuran board-nya pun jauh lebih panjang.

Salah satu diferensiasi paling menarik yang dilakukan oleh MSI adalah jenis pendingin yang digunakan. MSI melengkapi 7600GT mereka dengan dual-slot cooler ukuran raksasa yang dilengkapi heat pipe dan fan.  Ukurannya sangat besar sehingga ikut menutupi chip memory yang digunakan. Ini membuat tampilannya keren ala VGA high-end.


Heatsinknya ikut mendinginkan chip memory dengan baik

 


Pendingin Raksasa yang handal: Dibekali heatsink bongsor yang menggunakan fan + heatpipe. Sirip-siripnya dari bahan alumunium yang secara teori mampu melepas panas lebih cepat dibanding tembaga

Selain keren, heatsinknya juga menggunakan fan yang jauh lebih hening daripada fan standard reference. Airflownya juga dirancang untuk menyedot udara dingin dari luar casing, tidak seperti kebanyakan videocard lain pada umumnya.

Hebatnya lagi, penggunaan pendingin canggih   ini tidak menjadikan harga jual MSI 7600GT lebih mahal, sebaliknya videocard MSI ini adalah yang termurah diantara yang lain. MSI bahkan masih mampu memberikan bundle   game King Kong sebagai bonus.

Sepertinya faktor yang menyebabkan MSI mampu menjual board keren mereka dengan harga murah adalah karena mereka memproduksi board mereka sendiri dan mereka menggunakan komponen electrolytic capacitor yang notabene lebih murah daripada solid capacitor yang umum digunakan pada reference board.Meski videocard ini dibekali pendingin yang istimewa, namun sayangnya MSI tidak menggunakan grade GPU dan chip memory yang baik. Akibatnya kemampuan overclocknya tidak segarang tongkrongan fisiknya, yaitu cuma mencapai 620/830 saja.


Memory Infineon 1.4ns yang digunakan kemampuan overclocknya tidak tinggi

Meski videocard MSI 7600GT menggunakan jenis chip memory Infineon yang sama dengan yang digunakan pada Gigabyte 7600GT, namun anehnya memory di videocard MSI ini hanya mampu stabil digenjot sampai 830(1660)MHz saja. Jauh lebih rendah dibanding memory infineon pada Gigabyte yang sanggup melaju hingga 875(1750)MHz.
ahkan lebioh rendah dibanding chip emmory Samsung yang digunakan pada ASUS dan Pixelview.

vga200duel-msi7600gt-elcap.jpg (14202 bytes)
Full electrolytic capacitor supaya murah: Tidak menggunakan solid capacitor sama sekali

Mungkin rendahnya kemampuan overclock videocard MSI dibanding Gigabyte disebabkan karena perbedaan design antara keduanya, selain itu MSI juga terlihat tidak menggunakan solid capacitor sama sekali pada board mereka.Menyadari hal itu MSI mematok clock default sesuai dengan referensi nvidia saja. Paling tidak dengan berbekal pendingin raksasa ini, MSI 7600GT menjadi peserta dengan suhu yang paling dingin (lebih rendah 3C-5C ) dibanding 7600GT merk lain.

 

Dan yang jelas, dengan tampilan paling keren & harga termurah, videocard ini sangat berpotensi memikat konsumen dibanding yang lain.

 

 

redball.gif (916 bytes)GeCube Radeon X1800GTO ($220)


Gecube X1800GTO

GeCube adalah satu-satunya duta ATI yang mengirimkan X1800GTO mereka untuk bertarung dengan 7600GT. Tampaknya keberadaan X1800GTO ini cukup langka di pasaran, bahkan HIS yang merupakan produsen pendukung setia ATI ternyata juga tidak memiliki  X1800GTO di distributor mereka.

Kelangkaan X1800GTO ini bisa dimaklumi, mengingat selama ini varian "GTO" memang dikenal sebagai edisi terbatas yang tercipta dari produk kelas high-end yang memiliki pipeline cacat dan dijual lebih murah untuk ke kelas menengah.

Sebagai produk yang aslinya untuk kelas high-end, performa X1800GTO tentu sanggup membuat 7600GT kelabakan di beberapa benchmark.

Gecube X1800GTO menggunakan board referensi ATI, dan berjalan di clock standard referensi ATI pula, yaitu 500/500(1000).
Jenis pendingin yang digunakan juga sesuai standard referensi ATI

Karena menggunakan design board yang sama persis persis dengan X1800XT (kelas high-end), maka ukuran boardnya adalah yang terpanjang di seluruh jajaran videocard kelas menengah.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada perbandingan ukuran fisik pada halan selanjutnya.

Tampilan fisik Gecube X1800GTO terkesan sebagai barang high-end, tidak seperti kebanyakan Geforce7600GT yang tampilan reference board-nya seperti videocard kelas menengah/value.

Dari sisi garansi, distributor Gecube di Indonesia berani memberikan garansi 2 tahun 1 to 1 replacement, sebuah kebijakan yang patut mendapat acungan jempol.

Seperti videocard X1800GTO standad referensi ATI lainnya, videocard ini menggunakan HSF berkualitas baik. Ini terlihat dari jumlah sirip-sirip tembaga yang banyak serta tipis.
Ini berbeda dengan heatsink reference nvidia Geforce7600GT yang kualitasnya seperti plat seng yang dilipat-lipat.

Kualitas heatsink yang bagus pada X1800GTO diperlukan karena pada dasarnya Geforce X1800GTO memiliki karakteristik suhu yang panas. Hal ini bisa dilihat pada perbandingan temperatur di halaman selanjutnya


Heatsink standard reference ATI yang berkualitas: Sirip-sirip tembaga tipis

Sekalipun X1800GTO tergolong videocard yang panas, namun videocard lansiran Gecube ini masih mampu dioverclock hingga 575/675(1350).
Memory clock X1800GTO setelah dioverclock memang seolah masih lebih rendah daripada memory clock standard Geforce75600GT (1400). Namun perlu diingat bahwa X1800GTO menggunakan interface memory DDR3 256-bit, yang notabene jauh lebih kencang daripada memory interface Geforce 7600GT yang cuma DDR3 128-bit.


Bagian heatsink ikut mendinginkan memory DDR3 256-bit

 

 


NEXT PAGE (benchmark) >

Intel Seminar with Budz Kay

 

w e b d e s i g n by

www.budzkay.net

©2006 Budz Kay Webdesign, All rights reserved
please contact webmaster for any web related problem