Seiring waktu, prosesor yang dirilis
kian hari kian rendah suhu maupun konsumsi dayanya. Namun sayangnya cooler standar bawaan
juga kian diperkecil ukurannya. Padahal kemampuan overclock prosesor masa kini juga makin
tinggi dan cooler standard bawaan tersebut tentu tak memadai lagi untuk meredam panas pada
kecepatan overclock yang tinggi.
Cooler aftermarket merupakan jawaban itu
semua. Dengan harga berkisar Rp.300 ribuan anda telah dapat mengganti cooler standard
dengan cooler aftermarket yang tampilannya keren dan kinerjanya bagus.
Saksikan mana yang lebih unggul antara cooler aftermarket Rp.300 ribuan buatan
Arctic Cooling, OCZ, Scythe, dan Thermaltake....
Pentium
Dual-Core E2160 (1.8GHz) : Prosesor murah yang dengan mudah berlaga di 3.6GHz

Kenaikan 100%: Pentium Dual-Core E2160 rata-rata mudah dioverclock ke
3.6GHz dengan vcore hanya berkisar 1.35 Volt saja. Namun coolernya harus diganti agar tak
meronta kepanasan. |
Prosesor super-kencang dengan
harga super-murah tentu saja merupakan impian para pengguna PC, baik overclocker maupun
gamer.
Para overclocker umumnya mendambakan prosesor yang peningkatan overclocknya paling
tinggi, dan para gamer umumnya menghendaki prosesor murah-meriah yang mampu digenjot
tinggi kinerjanya agar mereka punya budget lebih banyak untuk beli videocard high-end.
Impian para overclocker dan
gamer tersebut menjadi kenyataan pada prosesor kelas value (low-end) intel yaitu Pentium
Dual-Core E2160.
Secara kodrat, Pentium Dual-Core kastanya di bawah Core2 Duo. Oleh karena itu harga
Pentium Dual-Core jauh lebih murah ketimbang Core2 Duo.
Yang membedakan Pentium Dual-Core E2000 dengan Core2 Duo seri E4000 hanyalah besar
L2 cache saja. Sebab keduanya sama-sama menggunakan arsitektur Core2 (Conroe).
Dengan harga berkisar Rp. 600
ribuan anda telah dapat memiliki Pentium Dual Core E2160. Sedangkan Core2 Duo termurah
(seri E4600) harganya masih berkisar Rp. 1 juta. Harga yang murah menjadikan E2160 sebagai
prosesor favorit sekaligus terlaris di dunia.
Yang mengagumkan dari E2160
adalah kemampuan overclocknya yang luar biasa tinggi, yaitu dengan mudah mencapai 3.6GHz.
Ini berarti persentase kenaikan sebesar 100% alias 2X lipat. Sebuah prestasi yang tentu
diidam-idamkan oleh para overclocker.
Core2 Duo seri E4000 rata-rata sulit untuk mencapai angka setinggi itu dengan
mudah. Oleh karena Pentium Dual Core E2160 akan mampu mengalahkan Core2 Duo E4000 ketika
sama-sama dioverclock.
Pencinta prosesor AMD
seringkali mengatakan bahwa dengan harga sama mereka lebih baik memilih Athlon64 5000
(2.6Ghz) ketimbang Pentium Dual Core E2160 (1.8Ghz).
Dalam keadaan tidak dioverclock hal tersebut mungkin ada benarnya, tapi ketika
dioverclock, E2160 mampu melejit jauh meninggalkan Athlon64 5000 yang umumnya cuma mampu
dioverclock di kisaran 3GHz saja.
Oleh karena itu pada akhirnya pengguna Athlon64 5000 seringkali ditertawakan oleh
para pengguna Pentium Dual-Core E2160.

Senjata pembunuh masal dengan harga
murah: Bila dioverclock di kisaran 3.6Ghz, E2160 mampu membantai semua prosesor
Athlon64 maupun Core2 Duo seri E4000 yang harganya lebih mahal.
Tidak ada yang lebih menyenangkan dibanding menemukan senjata pembunuh masal yang
mudah didapat & murah meriah. |
Overclocking Pentium E2160
tidak membutuhkan motherboard mahal.
Bila menggunakan motherboard Rp.500 ribuan umumnya anda bisa mengoverclock E2160 ke
kisaran 3,2GHz, dan bila menggunakan motherboard kisaran harga Rp.1 juta anda bisa
mengovercloknya di kisaran 3.6GHz.
Bila hanya mengoverclock E2160 pada
kecepatan 3.2GHz ke bawah, anda tidak perlu mengganti cooler standard.
Namun bila anda berencana untuk mengoverclocknya ke 3.6GHz atau lebih, maka
pastikan anda mengganti cooler standard dengan cooler aftermarket yang lebih bagus,
seperti yang diuji pada artikel ini.
Evolusi cooler
standard intel : Makin kurus dan kekurangan gizi

Makin kurus seperti kekurangan gizi: Ukuran heatsink pada cooler standard
intel kian hari kian tipis |
Dari waktu ke waktu konsumsi
daya (TDP) prosesor intel makin menurun, yang artinya merupakan sesuatu yang baik karena
artinya suhu prosesor buatan intel makin hari makin dingin.
Namun suhu prosesor yang dingin membuat intel menjadi terlalu meremehkan pentingnya
kinerja sebuah cooling, sehingga kian hari cooler standard yang disertakan intel kian
tipis ukuran heatsink-nya.
Meski cooler tipis tertsebut
cukup memadai untuk meredam suhu prosesor yang berjalan standard, namun jelas tak memadai
untuk menjinakkan suhu prosesor yang dioverclock. Apalagi persentase kenaikan overclock
prosesor intel sangat tinggi (mencapai 100% alias 2X lipat), yang berarti persentase
peningkatan suhunya juga menjadi terlalu tinggi untuk diredam oleh cooler standard yang
tipis tersebut.
Sepanjang sejarah prosesor
intel socket LGA775, cooler standard terbesar dimiliki oleh prosesor Pentium-D yang memang
terkenal paling panas. Namun semenjak kemunculan generasi prosesor Core2 yang hemat daya,
maka ukuran heatsink standard mulai "dikorupsi" hingga makin tipis.
Tindakan "korupsi" heatsink ini makin menggila pada era kemunculan
prosesor Celeron Conroe-L, Pentium Dual-Core (seri E2000) dan Core2 Penryn 45nm, dimana
cooler standard bawaan pada prosesor tersebut luar biasa tipisnya.
Saking tipisnya heatsink prosesor tersebut hingga masih lebih tipis ketimbang
heatsink yang digunakan pada chipset northbridge motherboard.

Terlihat lemah & tolol: Cooler standard bawaan intel jelas bukan
tandingan cooler aftermarket yang lebih kekar dan berotot.
Semua cooler pada foto diatas akan diuji disini. |
Bagi intel, heatsink standard
yang tipis berarti penghematan biaya produksi, yang artinya intel dapat menjual prosesor
mereka lebih murah kepada konsumen.
Namun bagi overclocker hal tersebut merupakan mimpi buruk paling menakutkan, karena
heatsink tipis semacam itu hanya akan menjadi penghambat potensi overclock prosesor intel
yang sesungguhnya sangat tinggi.
Mengoverclock dengan
mengandalkan cooler standard yang tipis seperti itu hanya akan membuat prosesor anda
meronta kesakitan karena terpanggang hidup-hidup !!!
Lihat screenshot dibawah ini yang menunjukkan proses terpanggangnya prosesor akibat
mengandalkan cooler standard.

Terpanggang hidup-hidup dalam hitungan
detik !!!!
Overclocking ke 3.6GHz menggunakan cooler standard intel menyebabkan suhu prosesor
langsung melejit ke 68C dalam waktu kurang dari 1 menit (prosesor langsung hang setelah
suhu diatas 68C).
Pengujian ini dilakukan menggunakan cooler standard intel
versi lama (tebal), jadi bila menggunakan cooler standard versi baru (tipis) maka akan
lebih parah lagi hasilnyaNOTE:
Patokan sensor suhu CPU menggunakan software OCCT / Coretemp karena lebih akurat ketimbang
software sensor suhu bawaan motherboard yang cenderung melaporkan suhu CPU lebih rendah
ketimbang yang sebenarnya. |
Penggantian cooler standard intel dengan
cooler aftermarket merupakan syarat mutlak bagi orang-orang yang ingin mengoverclock
Pentium Dual Core ke angka 3.6GHz.
Buktinya dapat dilihat pada screenshot di bawah ini

Overclock aman dengan cooler aftermarket
Rp.300 ribuan:
Suhu full load maximum dapat diturunkan drastis hingga cuma 51C saja (lebih rendah
17C dibanding cooler standard) |
Dengan menggunakan cooler aftermarket
Rp.300 ribuan suhu idle Pentium Dual-Core yang dioverclock ke 3.6GHz bahkan mampu
diturunkan hingga hanya 1C saja diatas temperatur ruangan.
Ini tentu benar-benar luar-biasa, dan sesuatu yang mustahil dapat dilakukan oleh cooler
standard.

Suhu cuma naik 1C saja diatas temperatur
ruangan !!!
Dengan cooler aftermarket, suhu prosesor yang dioverclock ke 3.6GHz dapat
diturunkan menjadi cuma 26C saja, yang berarti cuma 1C saja diatas temperatur ruangan
pengujian (25C). Sebuah prestasi yang luar biasa..... |
Cooler standard
bawaan:
Barang jelek yang pantang dibuang
Bukti bobroknya kinerja cooler standard
intel tersebut menunjukkan bahwa membeli cooler aftermarket merupakan suatu keharusan bagi
orang yang ingin mengoverclock prosesornya secara optimal.
Ini sekaligus menunjukkan bahwa cooler standard bawaan yang disertakan sebenarnya
tidak ada gunanya bagi para overclocker.
Namun perlu diingat bahwa jangan sampai
anda membuang/menjual cooler standard intel tersebut (sekalipun kinerjanya buruk), karena
berlaku tidaknya garansi prosesor intel ditentukan oleh ada tidaknya cooler standard
tersebut.
Jadi jika anda membuang/menjual cooler
standard intel tersebut, maka otomatis garansi prosesor anda akan hilang. Karena sesuai
peraturan resmi intel, klaim garansi harus mengikutsertakan cooler standard bawaan
prosesor.
Jadi hanya orang tolol saja yang menjual cooler standardnya demi mendapat tambahan
uang untuk membeli cooler aftermarket.
Ingat ini baik-baik:
Melalukan overclock tidak akan menghilangkan garansi prosesor, namun
menghilangkan cooler bawaan akan menghilangkan garansi prosesor.
Cukup aneh memang tapi di dunia ini memang banyak realita yang aneh.
Mekanisme Intel
Push-Pin: Satu-satunya ide brilian pada cooler standard Intel

Ide brilian pada cooler standard intel: Push-pin clip merupakan mekanisme
pengunci yang mempermudah bongkar-pasang cooler tanpa harus melepas motherboard dari
casing. Beberapa cooler aftermarket tetap mempertahankan mekanisme brilian ini |
Sekalipun kinerja cooler
standard intel hanyalah bahan ejekan & tertawaan belaka, namun cooler standard intel
menggunakan mekanisme push-pin clip yang mempermudah pemasangan cooler tanpa harus
membongkar motherboard dari dalam casing.
Push-pin clip merupakan
inovasi paling brilian yang pernah ditemukan oleh peradaban umat manusia, sekaligus
merupakan mekaninsme pemasangan cooler termudah dalam sejarah industri prosesor.
Hanya mekanisme push-pin
inilah satu-satunya yang dapat dibanggakan dari sebuah cooler standard intel, dan
untungnya ide brilian ini juga diimplementasikan pada beberapa cooler aftermarket.
Kontestan Duel: 4
petarung dari 4 negara

Tampilan para petarung dari atas: Arctic Cooling Freezer 7 Pro terlihat
paling lebar dari atas |
Ke-4 cooler aftermarket yang
diperbandingkan disini semuanya menggunakan mekasime push-pin ala cooler standard intel.
Orang-orang yang memilih
cooler aftermarket yang tidak menggunakan mekanisme push-pin adalah orang-orang yang
ingin mempersulit dirinya sendiri.
Di jaman yang serba sulit
seperti sekarang ini, hanya orang-orang aneh saja yang malah mencari kesulitan. Oleh
karena itu kita tidak mengikutsertakan cooler yang pas dengan krtiteria orang aneh
tersebut.
Scythe, Thermaltake, OCZ, dan
Arctic Cooling adalah produsen yang menghargai pentingnya kemudahan bagi konsumen,
sehingga mereka mengimplementasikan mekanisme push-pin pada cooler mereka yang diuji
disini.
|
Negara
asal |
Senjata
unggulan |
tipe
fan bawaan |
Berat |
Harga |
Thermaltake
TMG i1 |
Taiwan |
- 4 heatipe
- Fan frameless
- Spring fan mount |
Permanen 9.2 cm
2500 RPM
35.14 CFM |
525gram |
Rp.290 ribu |
Arctic
Cooling
Freezer 7 Pro |
Swiss |
- Fan frameless
- Diffuser (VRM cooling) |
Permanen 9.6 cm
2500 RPM
45 CFM |
520gram |
Rp.330 ribu |
Scythe
Katana II |
Jepang |
- Fan 10"
silent
- Slanted fin (VRM cooling)
- Multiple socket (Intel & AMD) |
Replaceable 10
cm
1500 RPM
42.69 CFM |
535gram |
Rp.350 ribu |
OCZ
Vendetta |
Amerika |
- HDT (Heat Pipe
Direct Touch)
- Dotted fin
- 3 big size heatpipe
- Fan 9" high speed universal
- Rubber fan mount
- Multiple socket (Intel & AMD) |
Universal 9 cm
2800 RPM
54.6 CFM |
530gram |
Rp.350 ribu |
Ke-4 produsen pada tabel disamping ini
merupakan produsen yang cukup ternama di industri cooling.
Thermaltake merupakan produsen cooling yang cukup disegani dari Taiwan, sementara
Scythe merupakan saudara serumpun asia yang berasal dari negeri matahari terbit.
Di benua Eropa, tepatnya di negeri penghasil arloji, ada Arctic Cooling yang juga
sangat digandrungi. Sementara itu di Amerika ada OCZ yang merknya sangat populer.
OCZ bekerja sama dengan perusahaan taiwan bernama XIGMATEK yang mengembangkan
designnya di Jerman untuk membuat Vendetta. Oleh karena itu Vendetta boleh dibilang
sebagai produk yang mengandalkan popularitas merk Amerika namun mewarisi teknologi Nazi.
Dari perbandingan di samping terlihat bahwa
Vendetta paling banyak memiliki fitur unggulan.
Sekalipu fan bawaan Vendetta ukurannya kecil, namun karena rotasinya paling kencang
maka semburan airflow yang dihasilkan paling tinggi dibanding yang lain.
Semua cooler disini adalah cooler modern
yang tentu saja menggunakan heatpipe, namun Thermaltake TMG i1 memiliki jumlah heatpipe
paling banyak, sedangkan OCZ Vendetta menggunakan heatpipe berdiameter besar.
Dari semua cooler disini hanya Vendetta
saja yang bisa diganti fannya alias menganut standard universal. Cukup banyak tipe fan
ukuran 9cm yang dapat digunakan untuk mengganti fan bawaan Vendetta.
Fan pada Scythe Katana II sebenarnya juga bisa diganti, namun karena ukurannya
tidak umum (10cm) maka anda akan sulit menemukan penggantinya.
PERBANDINGAN
FISIK PETARUNG
Ke-4 cooler aftermarket yang diuji di sini
semuanya bertipe "Side Blow", yang artinya hawa panas dari cooler akan
disemburkan ke arah samping tepat ke arah lubang exhaust di bagian belakang casing.
Mekanisme air flow seperti ini menjadikan fan berjenis Side Blow lebih efektif
membuang panas CPU dari dalam casing ketimbang fan tipe konvensional yang justru
menyemburkan panas ke arah motherboard dan dapat membuat udara panas di dalam casing
justru meningkat.
Bila PC anda menggunakan casing yang
tertutup, sudah dipastikan fan jenis "Side Blow" akan memberikan kinerja yang
lebih baik ketimbang fan tipe konvensional
Saat ini mayoritas cooler kelas menengah mulai banyak yang mengadopsi bentuk
"Side Blow", bahkan untuk cooler tipe high-end semuanya berjenis "Side
Blow".

Tampilan para petarung dari samping: Urutan kiri ke kanan, mulai dari
yang paling tinggi (Scythe Katana II) hingga yang paling pendek (Arctic Cooling Freezer 7
Pro). Cooler yang ukurannya terlalu tinggi akan bermasalah dengan casing
yang ukurannya tidak terlalu dalam (casing jenis slim) |
Nyaris semua cooler aftermarket saat ini
menggunakan heatpipe untuk mempercepat transfer panas. Teknologi heatipipe pertama kali
diimplementasikan pada CPU cooler di tahun 2001. Saat itu CPU cooler pertama yang
menggunakan heatpipe adalah Cooler Master HHC-001 yang menjadi pemenang pada artikel lawas REVIEWLAND di tahun 2001.
Kini 7 tahun telah berlalu dan heatipe telah menjadi teknologi yang wajib
diimplementasikan pada semua cooler kinerja tinggi.
PERBANDINGAN PACKAGING

Mengandalkan daya tarik kemasan: Hanya OCZ Vendetta dan Scythe Katana II
yang kemasannya terlihat menarik |
Tampilan packaging alias box kemasan memang bukan merupakan
pertimbangan utama konsumen dalam membeli cooler CPU.
Dalam artikel ini, kemasan juga tidak dijadikan faktor penilaian karena kemasan
yang keren bukan merupakan faktor yang dapat memberikan suatu benefit teknis kepada
konsumen, manfaat kemasan yang tampilannya bagus biasanya hanyalah sebatas kepuasan
psikologis saja.
Kemasan yang bagus sebenarnya lebih memberikan keuntungan
bagi penjual, karena packaging yang menarik akan bersifat "eye-catching", dan
jika dipajang di etalase toko dapat memancing perhatian orang-orang yang berlalu lalang di
depan toko.
Dalam hal kemasan, Scythe Katana II dan OCZ Vendetta lebih
unggul dibanding Thermaltake TMG i1 dan Arctic Cooling Freezer 7 Pro.
Pada halaman selanjutnya akan anda lihat review lengkap ke-4
cooler aftermarket diatas...
NEXT PAGE >

|