reviewtip2.jpg (5487 bytes)

BERLIAN COM
  Duel CPU Cooler Rp.300 ribuan :
  Arctic Cooling, OCZ, Scythe,Thermaltake
  redball.gif (916 bytes)

  Artikel ditulis oleh: Budz Kay - 11 September 2008

Artikel ini dibuat berdasarkan analisa obyektif dan ilmiah, namun ditulis dengan gaya bahasa yang mengandung parodi, satir humor, dan kritik yang mungkin dapat menyinggung pihak tertentu.
Bila anda menginginkan artikel yang sama namun dengan gaya bahasa formal dan sopan silahkan lihat versi artikel yang ditulis oleh Budz Kay untuk media cetak (majalah / tabloid)

PAGE 1 of 7

Seiring waktu, prosesor yang dirilis kian hari kian rendah suhu maupun konsumsi dayanya. Namun sayangnya cooler standar bawaan juga kian diperkecil ukurannya. Padahal kemampuan overclock prosesor masa kini juga makin tinggi dan cooler standard bawaan tersebut tentu tak memadai lagi untuk meredam panas pada kecepatan overclock yang tinggi.

Cooler aftermarket merupakan jawaban itu semua. Dengan harga berkisar Rp.300 ribuan anda telah dapat mengganti cooler standard dengan cooler aftermarket yang tampilannya keren dan kinerjanya bagus.
Saksikan mana yang lebih unggul antara cooler aftermarket Rp.300 ribuan buatan Arctic Cooling, OCZ, Scythe, dan Thermaltake....

 

 

 

redball.gif (916 bytes)Pentium Dual-Core E2160 (1.8GHz) : Prosesor murah yang dengan mudah berlaga di 3.6GHz


Kenaikan 100%: Pentium Dual-Core E2160 rata-rata mudah dioverclock ke 3.6GHz dengan vcore hanya berkisar 1.35 Volt saja. Namun coolernya harus diganti agar tak meronta kepanasan.

Prosesor super-kencang dengan harga super-murah tentu saja merupakan impian para pengguna PC, baik overclocker maupun gamer.
Para overclocker umumnya mendambakan prosesor yang peningkatan overclocknya paling tinggi, dan para gamer umumnya menghendaki prosesor murah-meriah yang mampu digenjot tinggi kinerjanya agar mereka punya budget lebih banyak untuk beli videocard high-end.

Impian para overclocker dan gamer tersebut menjadi kenyataan pada prosesor kelas value (low-end) intel yaitu Pentium Dual-Core E2160.
Secara kodrat, Pentium Dual-Core kastanya di bawah Core2 Duo. Oleh karena itu harga Pentium Dual-Core jauh lebih murah ketimbang Core2 Duo.
Yang membedakan Pentium Dual-Core E2000 dengan Core2 Duo seri E4000 hanyalah besar L2 cache saja. Sebab keduanya sama-sama menggunakan arsitektur Core2 (Conroe).

Dengan harga berkisar Rp. 600 ribuan anda telah dapat memiliki Pentium Dual Core E2160. Sedangkan Core2 Duo termurah (seri E4600) harganya masih berkisar Rp. 1 juta. Harga yang murah menjadikan E2160 sebagai prosesor favorit sekaligus terlaris di dunia.

Yang mengagumkan dari E2160 adalah kemampuan overclocknya yang luar biasa tinggi, yaitu dengan mudah mencapai 3.6GHz. Ini berarti persentase kenaikan sebesar 100% alias 2X lipat. Sebuah prestasi yang tentu diidam-idamkan oleh para overclocker.
Core2 Duo seri E4000 rata-rata sulit untuk mencapai angka setinggi itu dengan mudah. Oleh karena Pentium Dual Core E2160 akan mampu mengalahkan Core2 Duo E4000 ketika sama-sama dioverclock.

Pencinta prosesor AMD seringkali mengatakan bahwa dengan harga sama mereka lebih baik memilih Athlon64 5000 (2.6Ghz) ketimbang Pentium Dual Core E2160 (1.8Ghz).
Dalam keadaan tidak dioverclock hal tersebut mungkin ada benarnya, tapi ketika dioverclock, E2160 mampu melejit jauh meninggalkan Athlon64 5000 yang umumnya cuma mampu dioverclock di kisaran 3GHz saja.
Oleh karena itu pada akhirnya pengguna Athlon64 5000 seringkali ditertawakan oleh para pengguna Pentium Dual-Core E2160.


Senjata pembunuh masal dengan harga murah: Bila dioverclock di kisaran 3.6Ghz, E2160 mampu membantai semua prosesor Athlon64 maupun Core2 Duo seri E4000 yang harganya lebih mahal.
Tidak ada yang lebih menyenangkan dibanding menemukan senjata pembunuh masal yang mudah didapat & murah meriah.

 

Overclocking Pentium E2160 tidak membutuhkan motherboard mahal.
Bila menggunakan motherboard Rp.500 ribuan umumnya anda bisa mengoverclock E2160 ke kisaran 3,2GHz, dan bila menggunakan motherboard kisaran harga Rp.1 juta anda bisa mengovercloknya di kisaran 3.6GHz.

Bila hanya mengoverclock E2160 pada kecepatan 3.2GHz ke bawah, anda tidak perlu mengganti cooler standard.
Namun bila anda berencana untuk mengoverclocknya ke 3.6GHz atau lebih, maka pastikan anda mengganti cooler standard dengan cooler aftermarket yang lebih bagus, seperti yang diuji pada artikel ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

redball.gif (916 bytes)Evolusi cooler standard intel : Makin kurus dan kekurangan gizi


Makin kurus seperti kekurangan gizi: Ukuran heatsink pada cooler standard intel kian hari kian tipis

Dari waktu ke waktu konsumsi daya (TDP) prosesor intel makin menurun, yang artinya merupakan sesuatu yang baik karena artinya suhu prosesor buatan intel makin hari makin dingin.
Namun suhu prosesor yang dingin membuat intel menjadi terlalu meremehkan pentingnya kinerja sebuah cooling, sehingga kian hari cooler standard yang disertakan intel kian tipis ukuran heatsink-nya.

Meski cooler tipis tertsebut cukup memadai untuk meredam suhu prosesor yang berjalan standard, namun jelas tak memadai untuk menjinakkan suhu prosesor yang dioverclock. Apalagi persentase kenaikan overclock prosesor intel sangat tinggi (mencapai 100% alias 2X lipat), yang berarti persentase peningkatan suhunya juga menjadi terlalu tinggi untuk diredam oleh cooler standard yang tipis tersebut.

Sepanjang sejarah prosesor intel socket LGA775, cooler standard terbesar dimiliki oleh prosesor Pentium-D yang memang terkenal paling panas. Namun semenjak kemunculan generasi prosesor Core2 yang hemat daya, maka ukuran heatsink standard mulai "dikorupsi" hingga makin tipis.
Tindakan "korupsi" heatsink ini makin menggila pada era kemunculan prosesor Celeron Conroe-L, Pentium Dual-Core (seri E2000) dan Core2 Penryn 45nm, dimana cooler standard bawaan pada prosesor tersebut luar biasa tipisnya.
Saking tipisnya heatsink prosesor tersebut hingga masih lebih tipis ketimbang heatsink yang digunakan pada chipset northbridge motherboard.


Terlihat lemah & tolol: Cooler standard bawaan intel jelas bukan tandingan cooler aftermarket yang lebih kekar dan berotot.

Semua cooler pada foto diatas akan diuji disini.

Bagi intel, heatsink standard yang tipis berarti penghematan biaya produksi, yang artinya intel dapat menjual prosesor mereka lebih murah kepada konsumen.
Namun bagi overclocker hal tersebut merupakan mimpi buruk paling menakutkan, karena heatsink tipis semacam itu hanya akan menjadi penghambat potensi overclock prosesor intel yang sesungguhnya sangat tinggi.

Mengoverclock dengan mengandalkan cooler standard yang tipis seperti itu hanya akan membuat prosesor anda meronta kesakitan karena terpanggang hidup-hidup !!!
Lihat screenshot dibawah ini yang menunjukkan proses terpanggangnya prosesor akibat mengandalkan cooler standard.


Terpanggang hidup-hidup dalam hitungan detik !!!!
Overclocking ke 3.6GHz menggunakan cooler standard intel menyebabkan suhu prosesor langsung melejit ke 68C dalam waktu kurang dari 1 menit (prosesor langsung hang setelah suhu diatas 68C).
     Pengujian ini dilakukan menggunakan cooler standard intel versi lama (tebal), jadi bila menggunakan cooler standard versi baru (tipis) maka akan lebih parah lagi hasilnya

NOTE: Patokan sensor suhu CPU menggunakan software OCCT / Coretemp karena lebih akurat ketimbang software sensor suhu bawaan motherboard yang cenderung melaporkan suhu CPU lebih rendah ketimbang yang sebenarnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penggantian cooler standard intel dengan cooler aftermarket merupakan syarat mutlak bagi orang-orang yang ingin mengoverclock Pentium Dual Core ke angka 3.6GHz.
Buktinya dapat dilihat pada screenshot di bawah ini


Overclock aman dengan cooler aftermarket Rp.300 ribuan:
Suhu full load maximum dapat diturunkan drastis hingga cuma 51C saja (lebih rendah 17C dibanding cooler standard)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dengan menggunakan cooler aftermarket Rp.300 ribuan suhu idle Pentium Dual-Core yang dioverclock ke 3.6GHz bahkan mampu diturunkan hingga hanya 1C saja diatas temperatur ruangan.
Ini tentu benar-benar luar-biasa, dan sesuatu yang mustahil dapat dilakukan oleh cooler standard.


Suhu cuma naik 1C saja diatas temperatur ruangan !!! 
Dengan cooler aftermarket, suhu prosesor yang dioverclock ke 3.6GHz dapat diturunkan menjadi cuma 26C saja, yang berarti cuma 1C saja diatas temperatur ruangan pengujian (25C). Sebuah prestasi yang luar biasa.....

 

 

 

 

 

redball.gif (916 bytes)Cooler standard bawaan:
     Barang jelek yang pantang dibuang

Bukti bobroknya kinerja cooler standard intel tersebut menunjukkan bahwa membeli cooler aftermarket merupakan suatu keharusan bagi orang yang ingin mengoverclock prosesornya secara optimal.
Ini sekaligus menunjukkan bahwa cooler standard bawaan yang disertakan sebenarnya tidak ada gunanya bagi para overclocker.

Namun perlu diingat bahwa jangan sampai anda membuang/menjual cooler standard intel tersebut (sekalipun kinerjanya buruk), karena berlaku tidaknya garansi prosesor intel ditentukan oleh ada tidaknya cooler standard tersebut.

Jadi jika anda membuang/menjual cooler standard intel tersebut, maka otomatis garansi prosesor anda akan hilang. Karena sesuai peraturan resmi intel, klaim garansi harus mengikutsertakan cooler standard bawaan prosesor.
Jadi hanya orang tolol saja yang menjual cooler standardnya demi mendapat tambahan uang untuk membeli cooler aftermarket.

Ingat ini baik-baik:
Melalukan overclock tidak akan menghilangkan garansi prosesor, namun menghilangkan cooler bawaan akan menghilangkan garansi prosesor.
Cukup aneh memang tapi di dunia ini memang banyak realita yang aneh.

 

 

 

redball.gif (916 bytes)Mekanisme Intel Push-Pin: Satu-satunya ide brilian pada cooler standard Intel


Ide brilian pada cooler standard intel: Push-pin clip merupakan mekanisme pengunci yang mempermudah bongkar-pasang cooler tanpa harus melepas motherboard dari casing. Beberapa cooler aftermarket tetap mempertahankan mekanisme brilian ini

Sekalipun kinerja cooler standard intel hanyalah bahan ejekan & tertawaan belaka, namun cooler standard intel menggunakan mekanisme push-pin clip yang mempermudah pemasangan cooler tanpa harus membongkar motherboard dari dalam casing.

Push-pin clip merupakan inovasi paling brilian yang pernah ditemukan oleh peradaban umat manusia, sekaligus merupakan mekaninsme pemasangan cooler termudah dalam sejarah industri prosesor.

Hanya mekanisme push-pin inilah satu-satunya yang dapat dibanggakan dari sebuah cooler standard intel, dan untungnya ide brilian ini juga diimplementasikan pada beberapa cooler aftermarket.

 

 

 

 

redball.gif (916 bytes)Kontestan Duel: 4 petarung dari 4 negara


Tampilan para petarung dari atas: Arctic Cooling Freezer 7 Pro terlihat paling lebar dari atas

Ke-4 cooler aftermarket yang diperbandingkan disini semuanya menggunakan mekasime push-pin ala cooler standard intel.

Orang-orang yang memilih cooler aftermarket yang tidak menggunakan mekanisme push-pin adalah orang-orang yang ingin mempersulit dirinya sendiri.

Di jaman yang serba sulit seperti sekarang ini, hanya orang-orang aneh saja yang malah mencari kesulitan. Oleh karena itu kita tidak mengikutsertakan cooler yang pas dengan krtiteria orang aneh tersebut.

Scythe, Thermaltake, OCZ, dan Arctic Cooling adalah produsen yang menghargai pentingnya kemudahan bagi konsumen, sehingga mereka mengimplementasikan mekanisme push-pin pada cooler mereka yang diuji disini.

Negara asal Senjata unggulan tipe fan bawaan Berat Harga
Thermaltake
TMG i1
Taiwan - 4 heatipe
- Fan frameless
- Spring fan mount
Permanen 9.2 cm
2500 RPM
35.14 CFM
525gram Rp.290 ribu
Arctic Cooling
Freezer 7 Pro
Swiss - Fan frameless
- Diffuser (VRM cooling)
Permanen 9.6 cm
2500 RPM
45 CFM
520gram Rp.330 ribu
Scythe
Katana II
Jepang - Fan 10" silent
- Slanted fin (VRM cooling)
- Multiple socket (Intel & AMD)
Replaceable 10 cm
1500 RPM
42.69 CFM
535gram Rp.350 ribu
OCZ
Vendetta
Amerika - HDT (Heat Pipe Direct Touch)
- Dotted fin
- 3 big size heatpipe
- Fan 9" high speed universal
- Rubber fan mount
- Multiple socket (Intel & AMD)
Universal 9 cm
2800 RPM
54.6 CFM
530gram Rp.350 ribu

Ke-4 produsen pada tabel disamping ini merupakan produsen yang cukup ternama di industri cooling.
Thermaltake merupakan produsen cooling yang cukup disegani dari Taiwan, sementara Scythe merupakan saudara serumpun asia yang berasal dari negeri matahari terbit.
Di benua Eropa, tepatnya di negeri penghasil arloji, ada Arctic Cooling yang juga sangat digandrungi. Sementara itu di Amerika ada OCZ yang merknya sangat populer.
OCZ bekerja sama dengan perusahaan taiwan bernama XIGMATEK yang mengembangkan designnya di Jerman untuk membuat Vendetta. Oleh karena itu Vendetta boleh dibilang sebagai produk yang mengandalkan popularitas merk Amerika namun mewarisi teknologi Nazi.

Dari perbandingan di samping terlihat bahwa Vendetta paling banyak memiliki fitur unggulan.
Sekalipu fan bawaan Vendetta ukurannya kecil, namun karena rotasinya paling kencang maka semburan airflow yang dihasilkan paling tinggi dibanding yang lain.

Semua cooler disini adalah cooler modern yang tentu saja menggunakan heatpipe, namun Thermaltake TMG i1 memiliki jumlah heatpipe paling banyak, sedangkan OCZ Vendetta menggunakan heatpipe berdiameter besar.

Dari semua cooler disini hanya Vendetta saja yang bisa diganti fannya alias menganut standard universal. Cukup banyak tipe fan ukuran 9cm yang dapat digunakan untuk mengganti fan bawaan Vendetta.
Fan pada Scythe Katana II sebenarnya juga bisa diganti, namun karena ukurannya tidak umum (10cm) maka anda akan sulit menemukan penggantinya.

 

redball.gif (916 bytes)PERBANDINGAN FISIK PETARUNG

Ke-4 cooler aftermarket yang diuji di sini semuanya bertipe "Side Blow", yang artinya hawa panas dari cooler akan disemburkan ke arah samping tepat ke arah lubang exhaust di bagian belakang casing.
Mekanisme air flow seperti ini menjadikan fan berjenis Side Blow lebih efektif membuang panas CPU dari dalam casing ketimbang fan tipe konvensional yang justru menyemburkan panas ke arah motherboard dan dapat membuat udara panas di dalam casing justru meningkat.

Bila PC anda menggunakan casing yang tertutup, sudah dipastikan fan jenis "Side Blow" akan memberikan kinerja yang lebih baik ketimbang fan tipe konvensional
Saat ini mayoritas cooler kelas menengah mulai banyak yang mengadopsi bentuk "Side Blow", bahkan untuk cooler tipe high-end semuanya berjenis "Side Blow".


Tampilan para petarung dari samping: Urutan kiri ke kanan, mulai dari yang paling tinggi (Scythe Katana II) hingga yang paling pendek (Arctic Cooling Freezer 7 Pro).    Cooler yang ukurannya terlalu tinggi akan bermasalah dengan casing yang ukurannya tidak terlalu dalam (casing jenis slim)

Nyaris semua cooler aftermarket saat ini menggunakan heatpipe untuk mempercepat transfer panas. Teknologi heatipipe pertama kali diimplementasikan pada CPU cooler di tahun 2001. Saat itu CPU cooler pertama yang menggunakan heatpipe adalah Cooler Master HHC-001 yang menjadi pemenang pada artikel lawas REVIEWLAND di tahun 2001.
Kini 7 tahun telah berlalu dan heatipe telah menjadi teknologi yang wajib diimplementasikan pada semua cooler kinerja tinggi.

 

redball.gif (916 bytes)PERBANDINGAN PACKAGING


Mengandalkan daya tarik kemasan: Hanya OCZ Vendetta dan Scythe Katana II yang kemasannya terlihat menarik

Tampilan packaging alias box kemasan memang bukan merupakan pertimbangan utama konsumen dalam membeli cooler CPU.
Dalam artikel ini, kemasan juga tidak dijadikan faktor penilaian karena kemasan yang keren bukan merupakan faktor yang dapat memberikan suatu benefit teknis kepada konsumen, manfaat kemasan yang tampilannya bagus biasanya hanyalah sebatas kepuasan psikologis saja.

Kemasan yang bagus sebenarnya lebih memberikan keuntungan bagi penjual, karena packaging yang menarik akan bersifat "eye-catching", dan jika dipajang di etalase toko dapat memancing perhatian orang-orang yang berlalu lalang di depan toko.

Dalam hal kemasan, Scythe Katana II dan OCZ Vendetta lebih unggul dibanding Thermaltake TMG i1 dan Arctic Cooling Freezer 7 Pro.

 

 

 

 

 

 

 

Pada halaman selanjutnya akan anda lihat review lengkap ke-4 cooler aftermarket diatas...


NEXT PAGE >

DAFTAR ISI
Page 1: Intro, overclocking
Page 2: Review Thermaltake TMG i1
Page 3: Review Arctic Cooling Freezer 7 Pro
Page 4: Review Scythe Katana II
Page 5: Review OCZ Vendetta
Page 6: Modifikasi gaul CCZ Vendetta + TT fan

Page 7: Perbandingan, Benchmark, Kesimpulan

Intel Seminar with Budz Kay

 

w e b d e s i g n by

www.budzkay.net

©2008 Budz Kay Webdesign, All rights reserved
please contact webmaster for any web related problem