DUA SEJOLI BERAKSI LAGI :
iPAQ 1940 & 2210 = KEJAYAAN TERAKHIR
DINASTI iPAQ?
Artikel ditulis oleh: Budz Kay pada tgl 7 Juni 2005
(budzkay@reviewland.com)
PAGE 1 of 1
Istilah "produk terbaru selalu lebih bagus dari
sebelumnya" tampaknya tak berlaku untuk PDA Ipaq.
Simak ulasan mengapa Ipaq 1940 & 2210 yang merupakan PDA best-seller masa lalu
ternyata sanggup mempermalukan habis-habisan jajaran Ipaq generasi baru.
Lihat pula modifikasi driver yang dapat menyempurnakan fungsi
bluetooth pada Ipaq 1940 & 2210 yang membuatnya dapat digunakan untuk melakukan
koneksi internet CDMA via bluetooth dengan handphone Nokia 6255.
DUA SEJOLI IDOLA MASYARAKAT
Ipaq 1940 & 2210: PDA sejuta umat
Jelas tak dapat dipungkiri bahwa Ipaq 1940 dan Ipaq 2210
merupakan PDA PocketPC paling populer di dunia dan di Indonesia.
Keduanya merupakan Best Seller di era 2003-2004. Review & perbandingan lengkap
kedua PDA ini telah saya tulis beberapa bulan yang lalu.
Saat ini harga kedua PDA ini bahkan kian terjangkau, baik harga barunya maupun
bekasnya. Oleh karena itu tak heran jika sangat banyak penggunanya.
Jaman keemasan HP Ipaq yang sebenarnya memang disaat Ipaq
1940 dan 2210 meluncur di pasaran.
Saat itu tak ada satupun merk PDA lain yang sanggup menandingi kedigdayaan dua
sejoli tersebut.
Hingga saat ini, kharisma kedua PDA ini bahkan tak mampu ditenggelamkan oleh seri
penggantinya, yaitu Ipaq rz1710 (pengganti Ipaq 1940) dan hx2110 (pengganti Ipaq 2210).
Dalam hal design, feature dan performance, kedua Ipaq keluaran baru tersebut
terbukti masih kalah oleh Ipaq 1940 & 2210.
Ipaq 1940 & 2210 memiliki design yang terlihat up-to-date/awet sepanjang masa.
Bandingkan dengan design Ipaq terbaru yang kaku karena mewarisi design PDA Jornada yang di
masa lalu bahkan tak pernah sukses dan kalah oleh ketenaran Compaq Ipaq (sebelum Compaq
merger dengan HP)
Kesuksesan Ipaq 1940 dan 2210 tak lain karena kepiawaian HTC,
yaitu produsen asal Taiwan yang juga mendapat kontrak untuk membuat semua seri PDA Phone
O2 XDA yang terkenal itu.
HTC memang terkenal sebagai produsen yang banyak memproduksi PDA yang menjadi Best
Seller, sehingga sebuah keputusan tepat bila HP saat itu mengontrak HTC yang notabene
merupakan "anak emas" Microsoft.
Ini terbukti dengan laris manisnya HP Ipaq 1940 & 2210.
Sedangkan semua seri Ipaq keluaran terbaru (tahun 2004 ke
atas) tak lagi diproduksi oleh HTC, namun oleh LG.
Di dunia PDA, LG jelas tidak ada apa-apanya dibanding HTC yang notabene pakarnya
PDA PocketPC sekaligus "anak emas" Microsoft. (HTC merupakan produsen PDA yang
mempunyai hubungan special dengan Microsoft)
Oleh karena itu, semenjak HP tak lagi mengontrak HTC untuk memproduksi PDA, maka masa
kejayaan seri Ipaq mulai kian pudar.
Itu adalah hukuman setimpal bagi perusahaan yang telah meninggalkan HTC si "anak
emas" Microsoft.
HP saat ini akan menderita bersama partner barunya, yaitu LG yang lebih terkenal sebagai
produsen kulkas dan AC.
Untuk melihat betapa buruknya feature yang diusung seri Ipaq
terbaru (2004-2005) dibanding generasi sebelumnya (2003), lihat saja tabel perbandingan
seri Ipaq untuk segmen kelas bawah dan menengah di bawah ini....
Segmen Low-End
Segmen Middle
HP Ipaq 1940
HP Ipaq rz1710
HP Ipaq 2210
HP Ipaq hx2110
HP Ipaq 4150
Tahun
keluaran
2003
2004
2003
2005
2003
Harga
baru
Rp. 2,2 juta
Rp. 2 juta
Rp. 2,6 juta
Rp. 3,3 juta
Rp. 3 juta
Harga
bekas
Rp. 1,5 juta
Rp. 1,5 juta
Rp. 1,7 juta
-
Rp. 2,2 juta
Prosesor
Samsung 266Mhz
Samsung 200Mhz
Intel PXA255
400Mhz
Intel PXA270
300Mhz
Intel PXA255
400Mhz
RAM
64MB
32MB
64MB
64MB
64MB
Bluetooth
Yes
No
Yes
Yes
Yes
WiFi
No
No
No
No
Yes
Expansion
Slot
SD/MMC
SD/MMC
SD/MMC, CF
SD/MMC, CF
SD/MMC
Batere
900mAh
950mAh
900mAh
920mAh
1000mAh
Ukuran
113x70x13 mm
114x70x13 mm
115x76x15 mm
120x77x16 mm
114x71x14 mm
Berat
124 gram
120 gram
144 gram
164 gram
132 gram
Manufacture
HTC
LG
HTC
LG
HTC
Design
Bagus
Jelek
Bagus
Jelek
Bagus
Cradle
No
No
Yes
No
Yes
WANITA DIBALIK HANCURNYA REPUTASI SERI IPAQ TERBARU
Memang layak dipecat: Strategi bisnis Carly Fiorina (CEO HP) membuat reputasi PDA Ipaq
jadi buruk dan tidak sesukses sebelumnya
Kurang suksesanya seri Ipaq terbaru tak lepas dari strategi
keliru yang dilakukan CEO Hewlett Packard (HP) yaitu Carly Fiorina.
Kehadiran CEO wanita ini semenjak awal memang telah menimbulkan kontroversi.
Merger HP dan Compaq yang diprakarsainya terbukti malah menurunkan kinerja kedua
perusahaan tersebut. (Merger tersebut sebenarnya ditentang keras oleh keluarga
founder/pemilik HP).
Salah satu kesalahan fatal adalah revolusi yang dilakukannya
pada seri PDA Ipaq.
Ipaq keluaran terbaru (generasi 2004-2005) ternyata malah tidah sehebat
pendahulunya (generasi 2003).
Sebagai contoh: Ipaq rz1710 dari sisi design, performa, dan harga ternyata bahkan
tak layak menggantikan Ipaq 1940.
Begitu pula hx2110 yang overprice dan tak layak menggantikan Ipaq 2210.
Ipaq hx2110 bahkan tak ada-apanya bila dibandingkan dengan Ipaq 4150 yang harganya
lebih murah, performa lebih tinggi, lebih kecil, dan bahkan sudah dibekali WiFi.
Sebagai PDA pengganti Ipaq 2210 di kelas middle, Ipaq hx2110 ternyata bahkan tak
dibekali craddle. Padahal harga hx2110 jauh lebih mahal dibanding Ipaq 2210.
HP memang mengeluarkan PDA terbaru lainnya seperti Ipaq
hx2400, hx2750, dan hx4700, namun harganya sangat tinggi sehingga masuk ke segmen PDA
high-end. Dari segi harga, PDA kategori high-end tersebut terlalu mendekati harga PDA
Phone sehingga akhirnya justru mengalami kesulitan untuk bersaing dengan PDA Phone seperti
XDA II, XDA II mini, XDA IIs. Hal ini bisa dimaklumi, karena dengan harga yang sama-sama
mahal, orang tentu akan lebih suka memilih converged device (PDA Phone) yang fungsinya
lebih lengkap (ada phone).
Namun ketika HP memutuskan untuk ikut-ikutan membuat PDA Phone juga, ternyata malah
kurang baik hasilnya.
PDA phone andalan HP yaitu Ipaq 6365 bahkan akhirnya dihentikan penjualannya di
Amerika oleh T-Mobile akibat diprotes konsumennya karena performa yang terlalu lambat.
Ipaq 6365 memang tak mampu menandingi kesuksesan PDA Phone seri XDA yang tersohor
itu.
Oleh karena itu jangan heran bila Reviewland selalu rajin mencerca kelemahan Ipaq
6365 ini dalam setiap kesempatan.
Design khas "HP Jornada-style" (design kaku) pada
seri Ipaq terbaru juga cukup kental, tidak seperti Ipaq sebelumnya yang memiliki design
khas Compaq.
Perubahan design ini juga disebabkan karena HP telah meninggalkan HTC dan memilih
LG sebagai produsen PDA-nya. Kini justru Dell (kompetitor utama HP) yang malah bekerja
sama dengan HTC, dan PDA Dell keluaran terbaru justru laris manis di Amerika karena
design-nya yang menyerupai Ipaq seri terdahulu (design Compaq-style).
HP yang dipimpin Carly Fiorina tampaknya lebih berambisi membunuh karakter
"Compaq-style", yang ternyata adalah sebuah kesalahan fatal & tragis karena
design "Compaq-style" inilah yang membuat Ipaq sukses.
Tak salah bila ada pepatah "Wanita adalah aktor
utama dibalik jatuhnya raja-raja besar di dunia".
Bahkan si Raja Dangdut Rhoma Irama juga sempat tersandung gara-gara
wanita. Bang haji yang satu ini memang mampu menghindari tuak & judi, namun goyangan
wanita tak kuasa ia hadapi.
Carly Fiorina adalah wanita beracun yang melemahkan kinerja HP dan Compaq
sekaligus. Tak kurang berbagai analis mencerca kinerja CEO wanita ini.
Untunglah, pada bulan April 2005 yang lalu, CEO ini akhirnya ditendang dari
tahtanya alias dipecat.
Namun berbagai PDA Ipaq terbaru yang berasal dari buah pikiran CEO wanita ini telah
terlanjur beredar di pasaran.
BLUETOOTH DRIVER UNTUK iPAQ 1940 & 2210
Ketika saya meluncurkan artikel review Nokia 6255, cukup banyak
pengguna Ipaq 1940 & 2210 yang mengeluhkan tidak bisanya Nokia 6255 dipakai untuk
koneksi internet via Bluetooth bila menggunakan kedua "PDA sejuta umat"
tersebut.
Masalah tersebut memang tidak timbul bila menggunakan Ipaq 4150, namun jumlah
pengguna Ipaq 1940 & 2210 jauh lebih banyak (karena keduanya adalah PDA paling populer
di dunia dan harganya juga lebih murah daripada Ipaq 4150).
Tidak kompatibelnya koneksi dial-up via bluetooth dengan
Nokia 6255 memang merupakan kelemahan utama Ipaq 1940 & 2210 yang membuat hati para
pemiliknya gelisah & gundah.
Mereka kaget bak tersambar petir di siang bolong ketika mengeethui adanya kelemahan
pada PDA kesayangan mereka ini.
Menganjurkan para pengguna Ipaq 1940/2210 untuk beralih ke
PDA yg lebih mahal (Ipaq 4150, O2 XDAII mini, dll) bukanlah solusi khas REVIEWLAND,
itu adalah solusi khas pedagang.
Perlu diketahui bahwa pihak dari HP juga menolak memberi solusi atas masalah
tersebut, dan mereka malah menganjurkan untuk membeli Ipaq keluaran terbaru (solusi khas
pedagang)
Karena semakin banyaknya telpon, email, dan SMS yang
menanyakan kepada saya tentang kemungkinan untuk melakukan koneksi internet via bluetooth
menggunakan Nokia 6255 dengan iPAQ 1940/2210, maka hati saya terketuk untuk mencari solusi
untuk memodifikasi driver bluetooth pada kedua PDA tersebut.
Pada dasarnya tidak ada yang tidak mungkin, dan solusi pasti
datang bila hal tersebut memang berguna bagi kepentingan orang banyak (pengguna Ipaq 1940
& 2210 sangat banyak). Persetan dengan HP dan Customer Support-nya, sebab paradigma mereka adalah menjual
produk terbaru dan bukannya mencarikan solusi untuk "PDA sejuta umat"
(Ipaq 1940 & 2210).
Berkat doa & harapan para pengguna Ipaq 1940 & 2210, akhirnya saya telah
temukan cara untuk mewujudkan impian bagi pengguna Ipaq 1940/2210 & Nokia 6255.
Tuhan memberi kemampuan kepada kita secara GRATIS, oleh karena itu saya membuat
& menyebarkan solusi berupa bluetooth driver dibawah ini secara GRATIS pula :
FREE BLUETOOTH DRIVER UPGRADE
FOR iPAQ 1940 / 2210
Untuk mengimplementasikan Budz Kay's
Bluetooth Driver Upgrade ini, anda tak perlu harus mengupgrade dulu ROM dari versi
1.0 ke 1.1. Driver bluetooth ini tetap akan bekerja baik pada Ipaq 1940/2210 dengan ROM
versi 1.0 maupun 1.1.
Driver upgrade ini dijamin 100% berhasil, selain telah diuji coba pada Ipaq 1940
milik saya sendiri, juga pada Ipaq 1940 dan 2210 milik rekan-rekan (Ical dan Novry) yang
telah terlibat langsung dalam upaya pencarian solusi dan juga merelakan PDA kesayangan
mereka untuk dijadikan percobaan.
Sebelum menginstall driver upgrade, pastikan
anda membackup dulu data-data Ipaq 1940/2210 (dengan aplikasi Ipaq Backup), sehingga bila
terjadi kegagalan anda dapat me-restore kembali data-data ke keadaan seperti sebelumnya.
Selain itu, ada baiknya pula anda menginstall dulu Resco File Explorer untuk memudahkan
proses copy&paste file-file yang ada.
CARA INSTALL:
Download file ke komputer anda dan extract file-file didalamnya ke suatu folder,
lalu ikuti langkah sbb:
1. Copy file "h1940-2200 btfix.PPC300_2577.cab" ke PocketPC dan
jalankan.
2. Soft Reset PocketPC.
3. Pastikan Bluetooth dalam keadaan OFF, lalu rename file "btceif.dll "
yang ada di folder "Windows" PocketPC ke nama lain sesuka anda.
4. Soft Reset PocketPC.
5. Copy semua isi file di directory "Driver widcomm BudzKay" ke folder
"Windows" di PocketPC. Overwrite semua file dan jawab YES bila muncul
pertanyaan.
6. Soft Reset PocketPC.
Setelah melalui proses instalasi diatas, Ipaq
1940 & 2210 anda dijamin 100% dapat melakukan pairing bluetooth dengan Nokia 6255 dan
dapat terkoneksi ke internet menggunakan bluetooth Nokia 6255.
Setelah melakukan pairing bluetooth antara Nokia
6255 dengan Ipaq 1940 / 2210, buatlah setting untuk koneksi ke internet.
Cara setting koneksi internet via bluetooth pada Ipaq 1940/2210 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :
Kini pengguna Ipaq 1940 & 2210 dapat
browsing internet / cek email / chatting secara nyaman di mana saja & kapan saja
dengan kecepatan yang jauh lebih cepat & tarif yang lebih murah dibanding koneksi
menggunakan GSM GPRS.
Dengan koneksi internet via CDMA anda tak perlu harus kebingungan mencari WiFi
hotspot, karena dengan feature bluetooth pada Nokia 6255 anda bisa terkoneksi ke internet
di mana saja selama ada sinyal CDMA.
Dengan tarif internet flatrate (StarOne / Flexi) maka anda bisa browsing sepuasnya
tanpa batasan waktu ataupun ukuran download.
Pairing antara PDA dengan handphone CDMA via Bluetooth juga akan terasa lebih
nyaman & leluasa dibanding via infrared (kini saat yang tepat membuang Nokia 6585 anda
dan beralih ke 6255).
MANFAAT "DORMANT MODE" PADA NOKIA 6255
& PENGGUNAANNYA DENGAN IPAQ 1940 / 2210
Banyak orang yang tak mengetahui manfaat Dormant Mode
(semacam Sleep Mode) pada handphone CDMA Nokia 6255. Dormant Mode adalah suatu keadaan dimana Nokia 6255 tetap terkoneksi ke internet
menggunakan PC/PDA tapi anda masih bisa menelpon & menerima telpon di Nokia 6255.
Nokia 6255 akan masuk ke dormant mode bila tidak ada akitivitas internet selama
beberapa menit. Anda juga dapat mengaktifkan dormant mode dengan menekan tombol
"Call reject/Hang up" pada Nokia 6255 dan setelah keluar pertanyaan "Pause
Data Session?" dijawab dengan yes.
Setelah dormant mode aktif, maka anda bebas menelpon/menerima telpon
sementara aktivitas internet hanya ditunda saja tapi tidak terdisconnect. Meski statusnya
masih dalam keadaan online terus menerus, namun Nokia 6255 yang sedang berada pada dormant
mode sebenarnya tidak melakukan koneksi secara terus menerus ke internet, sehingga
batere tidak akan terkuras habis dan handphone juga tidak akan panas karena terkoneksi
terus menerus.
Nokia 6255 baru akan keluar dari dormant mode bila ada aktivitas
send/receive data internet.
Pada saat tidak berada di dormant mode (sedang aktif dipergunakan untuk
browsing/send-recive data) maka Nokia 6255 tak bisa digunakan untuk menelpon/menerima
telpon.
Agile Messenger: Online dengan berbagai layanan chatting secara bersamaan
Adanya Dormant Mode sangat ideal bila di PDA anda
terinstall aplikasi yang mengharuskan anda selalu online di internet, misal aplikasi
chatting seperti Yahoo Messenger/Agile Messenger.
Bila menggunakan aplikasi semacam ini, Nokia 6255 anda memang harus selalu
terkoneksi ke internet, namun kini anda tak perlu lagi khawatir orang lain tak bisa
menelpon anda akibat handphone sedang dipakai untuk internet. Karena bila sedang tidak ada
aktivitas chatting, maka Nokia 6255 akan masuk ke dormant mode, sehingga tentu
saja bisa digunakan untuk menelpon/menerima telpon tanpa harus memutuskan koneksi ke
internet. Bila tiba-tiba ada orang yang send message / mengajak chatting, maka Nokia 6255
akan otomatis keluar dari dormant mode (karena ada aktivitas send/receive data)
dan koneksi internet diteruskan lagi.
Meski online terus menerus, tapi anda tidak perlu khawatir
pulsa terkuras, karena tarif penggunaan internet CDMA dihitung cuma Rp.5 per KB data yang
di send/receive.
Pada penggunaan aplikasi chatting, besarnya data yang di send/receive tentu amat
sangat kecil, sehingga tarifnya bahkan jauh lebih murah daripada berkirim SMS ataupun
menggunakan aplikasi chatting serupa dengan handphone GSM yg tarif per KB-nya 5X lebih
mahal.
Namun bila ingin lebih hemat lagi, gunakanlah tarif internet CDMA paket FLAT RATE,
dimana anda bisa koneksi internet sepuasnya tanpa batasan apapun dengan hanya Rp.200
ribu/bulan.
Saat ini Indosat StarOne dan Telkom Flexi sudah menyediakan tarif Flat Rate (khusus
Surabaya, saat ini hanya StarOne saja yang menawarkan paket Flat Rate).
BENCHMARK
Kurang lengkap bila saya hanya mengatakan bahwa Ipaq generasi
terbaru lebih buruk dari generasi sebelumnya. Untuk membuktikannya, tentu dipergunakan
program benchmark sehingga kita dapat mengetahui performa PDA Ipaq keluaran terbaru (Ipaq
rz1710, hx2110) bila dibandingkan dengan Ipaq seri terdahulu (Ipaq 1940, 2210, 4150).
Saya sertakan pula PDA Phone Ipaq 6365 yang juga merupakan PDA Phone HP yg juga
tergolong generasi baru.
Sesuai dengan komitmen Reviewland untuk "melindungi konsumen dari produk
jelek", maka saya akan selalu rajin meng-expose & mencerca kelemahan Ipaq 6365
dalam setiap kesempatan.
Klasifikasi Pocket PC
(berdasar warna):
HP Ipaq Generasi 2003
(Ipaq 1940, 2210, 4150)
HP Ipaq Generasi
2004-2005
(Ipaq rz1710, hx2110, 6365)
Pada pengujian kinerja prosesor, terlihat bahwa Ipaq
4150 menempati posisi puncak, sementara Ipaq 2210 menempel ketat di belakangnya.
Ipaq hx2110 dengan clock prosesor yang lebih pelan (312 MHz) hanya bisa bertengger
di bawah Ipaq 2210.
Performa prosesor Ipaq 2210 terbukti lebih gegas dibandingkan Ipaq hx2110 yang
diposisikan untuk menggantikan Ipaq 2210 di segmen middle-class.
Bila dibandingkan dengan Ipaq 4150, Ipaq hx2110 sama sekali tak menarik mengingat
Ipaq 4150 lebih cepat, lebih murah, sudah dibekali WiFi, dan bentuk fisiknya juga lebih
ramping & keren.
Performa prosesor Ipaq 1940 juga berada sangat jauh di bawah Ipaq rz1710 yang
diposisikan untuk menggantikan Ipaq 1940 di kelas low-end.
Ipaq rz1710 jelas tak layak menggantikan Ipaq 1940, apalagi jumlah RAM yang
dimiliki Ipaq rz1710 (32MB) cuma setengah Ipaq 1940 (64MB)
Sementara itu, posisi juru kunci ditempati oleh Ipaq 6365 yang selalu menjadi yang
terlamban & memalukan dalam hal kinerja.
Pengujian file system mencerminkan kinerja PocketPC
dalam pengoperasian file, pengcopy-an, move, record, instalasi, dan buka tutup aplikasi.
Kinerja file system yang tinggi akan langsung terasa ketika mengoperasikan sebuah
PocketPC.
Prosesor Samsung terkenal sebagai prosesor yang mampu memberikan kinerja file
system tertinggi.
Hal ini bisa terlihat pada Ipaq 1940 yang bertengger di posisi puncak. Sedangkan
Ipaq 4150 berada di posisi kedua.
Meski Ipaq hx2110 mampu mengalahkan Ipaq 2210, namun sebagai PDA segmen
middle-class generasi 2005 ia harusnya malu dengan Ipaq 1940 yang merupakan PDA generasi
lama kelas low-end.
Sedangkan calon pengganti Ipaq 1940, yaitu Ipaq rz1710 yang juga mengandalkan
prosesor Samsung ternyata memberikan kinerja yang sangat tragis & memalukan dan jelas
bukan tandingan Ipaq 1940.
Posisi juru kunci lagi-lagi ditempati Ipaq 6365 yang memang merupakan pelanggan
setia di posisi paling hina ini.
KESIMPULAN: AKHIR SEBUAH KEJAYAAN?
Dari semua perbandingan harga, feature dan performa diatas,
terlihat bahwa Ipaq generasi terbaru yang diluncurkan HP untuk segmen low-end dan
middle-class benar-benar berantakan & memalukan.
Padahal pangsa pasar PDA low-end & middle ini adalah yang paling potensial
& paling banyak konsumennya.
Selain itu, saking drastisnya revolusi design yang dilakukan
HP terhadap seluruh jajaran Ipaq-nya, maka seandainya tidak ada logo Ipaq yang
menempel, orang-orang mungkin bahkan tak akan tahu kalau itu adalah seri penerus Ipaq.
PDA Ipaq jelas telah kehilangan ciri khas & jati dirinya, dan bisa jadi akan
kehilangan kejayaan yang dulu pernah diraihnya. Oleh karena itu tidak salah bila dibilang
Ipaq 1940, 2210, dan 4150 adalah puncak & kejayaan terakhir seri Ipaq.
Strategi HP (setelah mengakuisisi Compaq) untuk memaksakan design ala
"Jornada" ke seri Ipaq adalah sebuah kesalahan fatal alias blunder.
Karena di masa silam HP Jornada tak pernah mampu mengalahkan popularitas Compaq Ipaq.
Oleh karena itu para pengguna Ipaq 1940 & 2210 tak perlu
minder dengan munculnya seri-seri baru penggantinya. Apalagi adanya bluetooth driver
upgrade yang saya buat untuk Ipaq 1940 & 2210 telah dapat menyambung nafas kedua
PDA generasi lama tersebut agar dapat tetap berlaga untuk mempecundangi para penggantinya.